Hari sabtu
Hari rayanya para pecandu rindu untuk sejenak dibuat rebahan dulu,
Inget ya, istirahatkan fikiran itu perlu apalagi mikirin kamu, boleh ya kalau aku tidur dulu..
Hari Sabtu tiba, bagiku ini adalah hari istimewa karena aku bisa istirahat dengan baik tanpa di ganggu oleh siapaun termasuk bunda, memang sudah Menjadi kebiasan jika hari Sabtu, aku memilih bangun agak siang sekitar pukul 09.00 WIB, namun terlepas dari itu, aku menyempatkan bagun untuk menunaikan kewajiban ku melaksanakan sholat Shubuh di jam 04.00 WIB lalu tidur kembali hingga bangun perkiraan pada jam 09.00 WIB.
Bunda juga memaklumi, karena bunda tau bahwa aktifitas dan kegiatan ku di kampus maupun di luar padat sekali, jadi wajar jika bunda memberikan free di hari Sabtu dan Minggu tanpa pernah menggangguku.
Ditambah cuaca hari ini seperti agak mendung namun matahari masih bisa menembus celah-celah awan hitam, sedang angin telah membawa ku ingin terus terlelap dalam buayan bantal dan guling, ku biarkan cendela kamar terbuka, membiarkan angin masuk ke dalam kamar, sedang AC sengaja ku matikan, karena memang cuaca di luar sedang sejuk sekali. Mataku terus saja terpejam, membiarkan cahaya matahari masuk dari bilik cendela, sedang sang gorden masih setia melambai-lambai menari-nari terbawa oleh angin.
Aku terus saja meneruskan mimpi –mimpi yang sejak tadi malam hadir dalam naluri sadarku, mungkin hari libur seperti ini yang akan selalu ku nantikan setiap harinya, dari penatnya tugas dan kegiatan yang telah menyita, tapi bukan berarti aku mengeluh, justru dari situ, aku sering sekali berada di dekat Pak Presiden, ya, lewat beberapa kegiatan aku semakin lengket seperti diberi lem alteko bersamannya, jadi wajar jika aku merindukannya hari ini, tapi karena kantuk ku belom berakhir, sehingga aku memilih tidur bersama selimut dan bantal, dengan meletakkan rindu ku sebentar dan menitipkannya pada mimpi, biarlah kita bertemu di alam bawah sadar.
Namun tiba-tiba saja hp ku berbunyi, hampir 10 kali suara itu terus saja berbunyi, menambah kejengkelan diriku, bisa-bisanya seseorang menelfon dan menggangu tidurku, padahal ini masih jam 06.00 WIB.
Mengingat hp ku letakkan di meja belajar, otomatis aku harus mengambilnya terlebih dahulu dan jika aku mengangkat tlpnya, sudah di pastikan aku tidak bisa tertidur kembali, tapi jika aku meneruskan tidur, aku juga semakin jengkel, karena bunyi itu terus saja terngiang-ngiang di telinga ku.
‘’Ah’’ dengus ku kesal dan memilih mengalah dengan melangkahkan kaki menuju ke tempat meja belajar yang tak jauh dari dekat kasur ku berada, mataku terbelalak saat melihat layar hp ku tertera namanya bahkan bisa-bisanya dia melakukan vc saat aku belum mandi, aku langsung mematikan sambungannya dengan sepihak lalu berselang dari itu terdapat notif chat masuk di WA ku.
‘’Assalamualaikum, kenapa kok tidak mengangkat VC ku Ibu Negara ’’ lengkap dengan emot marah.
Tak lama kemudian Hp ku berbunyi kembali, dia mulai me VC ku lagi rupanya, dengan tergesa-gesa, aku langsung mengambil hijab lalu ku pakai sekenanya sambil menutupi wajahku dengan ujung hijab seperti memakai cadar.
‘’Assalamualaikum Ibu Negara’’ suaranya terdengar menggelegar begitupun wajahnya sedang melihatku dari balik layar sambil tersenyum simpul.
‘’Ih, Pak Presiden ngapain VC aku sepagi ini’’ ketusku padanya.
‘’Emang tidak boleh kalau aku sedang rindu? tapi kenapa mukanya di tutupin?’’
‘’Ih, ya tapi Pak Presiden, seenggaknya jangan menghubungiku sepagi ini, aku kan belum mandi’’
‘’Hahhahaha, lalu apa hubungannya dengan menutup wajahmu itu?’’
‘’Ya kan aku udah bilang, aku belum mandi "
‘’Emang aku sengaja sih nge VC pagi-pagi, biar bisa melihat wajahnya Ibu Negara ku’’
‘’Ih, kenapa, ngejek ya, gara-gara kumus-kumus belum mandi’’ aku mulai kesal padanya, nada bicara ku mulai meninggi bersamaan dengan raut muka marah dan kesal.
‘’Kata siapa kumus-kumus, cantik kok’’
‘’Halah gombal, gak mempan’’
‘’Beneran cantik, karena bagiku make up itu sama halnya kayak pemanis buatan, terlihat manis di awal tapi ada efek samping di dalamnya, maka dari itu jangan banyak-banyak kalau pakai make up karena nanti kamu tambah cantik dan efek sampingnya banyak banget yang akan mengoda dan merebutkan kamu Ibu Negara, cukup gini aja itu udah manis parah abis, sampai-sampai gula asli pun kalah’’
‘’Ah iya terserah Bapak Presiden aja lah, gak jelas’’ dengusku semakain kesal.
'‘Hahhahaha’’ dia hanya tersenyum simpul dengan memamerkan gigi rapi dan putihnya beserta lesung pipi yang terjatuh dengan sempurna menambah kesan bahwa wajahnya terlihat indah untuk di pandang.