Selepas Hujan

Makrifatul Illah
Chapter #18

NASI GORENG CINTA #17

Seberapa pun jarak memisahkan, seberapun jauh kamu berkelana, ingatlah bahwasanya tempat mu pulang hanya kepada ku seorang..

Senin telah tiba, pagi ini aku memang sengaja bangun lebih pagi karena hari ini Nely akan bertemu dengan sesosok pangeran pujaan hatiku, sesuai syarat yang di ajukan olehnya, aku harus ikut Nely untuk menemuinya pagi ini walau mataku terlihat masih mengantuk tapi tetap saja aku harus menepati janji padanya sekalian untuk mengobati rasa rinduku yang sudah lama meronta, tak lupa sebelum berangkat aku sengaja memasak makanan untuk bekal di perjalanannya, siapa tau di saat perjalanan dia merasa kelaparan.

‘’Waduh, anak bunda sudah masak aja pagi-pagi begini, tumben masak apa ini’’ bunda sepertinya mengintrogasi ku secara halus namun aku hanya menjawab dengan senyuman simpul.

‘Hehehehehe’’

‘’Mau bunda bantu tidak?’’ bunda menawarkan diri kepadaku.

‘’Oh tidak bun, bunda liatin aja duduk manis di sini sekalian jadi juri, lagian Ara masak nasi goreng doang kok bun,tenang aja’’ aku mempersilahkan bunda untuk duduk di kursi makan.

‘’Oh, ok bunda akan tunggu masakan mu, kira-kira enak gak ya?’’

Aku hanya menjawab dengan senyuman lagi, mungkin sudah beberapa kali aku menyunggingkan senyuman pada bunda membuat kecurigaan terjadi, namun bunda hanya melihat ku saja yang sedang sibuk memasak.

‘’Tara, masakan Chef Ara sudah siap, ayo bun makan, sekalian nyicipin masakannya Ara’’

‘’Ok’’ bunda pun mulai menyantap makanan yang aku buat.

‘’Gimana bun rasanya?’’ ku tatap wajah bunda, sepertinya tidak menggambarkan ekspresi suka dengan makanan ku.

‘’Bunda, bagaimana rasanya, gak enak ya bun?’’ bunda masih saja terdiam.

‘’Ih bun, Ara tanya, gak enak ya makanannya atau kurang asin apa keasinan bun?’’ bunda tetap saja membisu sehingga aku pun mencobanya sendiri.

‘’Bagiku rasanya sudah pas atau mungkin hanya lidah ku saja yang kurang normal bun?’’ namun bukannya menjawab pertanyaanku, bunda terus saja mengembangkan senyum padaku.

‘’Ih bunda, kenapa tersenyum, Ara kan tanya, enak apa gak nih bun? apa jangan-jangan rasa lidah Ara punya kelainan ya bun beda sama lidahnya bunda?’’

‘’Hahhaha, Ara-Ara, nasi gorengnya enak, kamu belajar resep dari mana?’’ seketika itu bunda buka suara sambil melanjutkan makanannya.

‘’Serius bun?’’ ku tatap wajah bunda dengan penuh keseriusan.

‘’Iya, wah sepertinya bunda kalah nih’’ puji bunda padaku.

‘’Tapi kenapa masak nasi gorengnya banyak sekali, kita kan hanya berdua saja?’’ tiba-tiba bunda menanyakan lagi perihal masakan ku yang memang aku lebih kan untuk ku bagikan padanya.

‘’Ehm, ini buat temen Ara bun satunya’’ jawab ku gugup.

‘’Ehm ciye, sudah punya temen nih ya sekarang, tapi temen apa temen nih?’’ bunda mulai curiga pada ku.

‘’Ih bunda’’

‘’Jangan-jangan mau di kasih ke Bapak Presidennya ya, yang biasanya nganter pulang itu’’ senggol bunda pada bahu ku.

‘’Ih bunda, tepat sekali tebakannya" Aku mengakui bahwa memang nasi goreng ini sengaja aku masak untuk nya.

Lihat selengkapnya