Selepas Hujan

Makrifatul Illah
Chapter #23

masih tentang senja #22

Dipelupuk sang senja, ku torehkan tulisan ku disana, bertintakan keemasan dalam bingkai fatamorgana berharap tulisan itu bisa terbaca oleh mu, nyatanya harapan ku pupus oleh waktu yg enggan bisa menunggu tanpa sedetik saja membiarkan ia tau bahwa aku masih saja menantikannya dalam pelupuk rindu...

Sudah ku katakan beberapa kali bahwa aku sangat mencintamu jadi wajar jika aku merasa candu apabila tidak ada kabar darimu, sudah seminggu selepas kejadian break, dia belum juga mengabariku sehingga sulit bagiku untuk melampiaskan rasa rinduku seperti saat ini, tubuhku berada di kampus tapi hatiku berada bersamanya sesulit itu rasanya jika tidak ada kabar darinya apalagi notif pesan pun juga tak ada apakah sesibuk itu dirinya hingga pesan Whatshaap ku belum juga di balas sejak 3 hari yang lalu tapi sebenci apapun diriku padamu, tetap saja aku tidak akan marah apalagi memusuhimu, bukankah biasanya kamu melakukan hal yang sama pada diriku.

‘’Hai, Ra’’ Nely melambai-lambaikan tangannya ke atas sambil berlari menghampiriku.

‘’Iya Nel’’

‘’Hei, mau kemana?’’

‘’Ehm, mau pulang Nel, kenapa?’’

‘’Ow, mentang-mentang udah dateng nih ya Pak Presidennya, jadi udah gak mau lama-lama di kampus kayaknya?’’

‘’Ih, apaan sih Nel, aku belum ketemu dia selama seminggu ini’’

‘’Apah, bukannya tadi Pak Presiden ngampus’’

‘’Hah, ngampus, kok aku gak tau ya Nel?’’

‘’Iya, dia ngampus Ra, terus kamu tau gak, dia itu udah lulus seleksi lo yang KKN ke luar negeri?’’

‘’Ah yang bener Nel?’’

‘’Iya, masak sih dia tidak bilang apa-apa ke kamu?, tumben biasanya lengket kayak prangko’’

Entah kenapa dengan diriku, saat mendengar penuturan Nely barusan seperti ada yang sakit di hatiku tapi kenapa bibir ini malah tersenyum.

Aku berkecamuk dengan diriku sendiri hingga tak menyadari Nely sudah melambai-lambaikan tangannya di depan mataku.

"Hai Ra, woy bengongin apa sih?"

"Oh iya Nel?"

"Kenapa? lagi belum baikan ya sama si Pak Presiden?"

‘’Oh tadi ngeliat dia dimana?’’ sebenarnya aku sedikit kecewa padanya, bisa-bisanya dia tidak memberi ku kabar apalagi kabar bahagia ini malahan aku dengar dari orang lain.

Lihat selengkapnya