Selepas Hujan

Makrifatul Illah
Chapter #31

si Ren-Ren #30

Masih tentang malam. Candu Dan rindu seakan menyatu walau dalam dimensi yang berbeda. Namun semoga hati dan doa kita sama.

💕

Malam ini sengaja ku pelankan langkah ku, meski dirimu sudah pergi duluan meninggalkan ku di tempat ini. Tempat dimana aku dan kamu dulu selalu menghabiskan waktu berdua, menikmati senja hingga malam datang menyingkap waktu senja.

Aku melangkah sambil menunggu bus datang di halte. Dengan ditemani lagu menepi yang ku nyalakan dari Hp menggunakan Headset sambil duduk menikmati udara malam yang semakin mencekam begitupun hujan rintik-rintik masih saja menjadi saksi bisu bahwa dunia ku juga tengah menangis.

Hampir 15 menit aku menunggu bus datang, sehingga keputusan akhirnya adalah memesan ojek online agar tidak terlalu lama menunggu. Namun niatku urung karena mobil berwarna merah menghampiriku.

"Ra, ngapain?" cendela mobil terbuka.

"Eh Ren-Ren, ini dari tadi nunggu bus gak dateng-datang.’’ terangku.

"Mau bareng gak?"

"Boleh, dengan senang hati." ucapku sambil tersenyum meski dengan menipu.

Akhirnya aku memutuskan untuk menumpang pulang di mobilnya Rendy. Dengan laju kecepatan sedang.

‘’Kok kamu tau kalau aku disini Ren, jangan-jangan kamu membuntutiku ya dari tadi?" mencoba menjadi penipu ulung dengan terlihat bahagia tanpa menampakkan perasaan terluka mungkin itulah pekerjaan ku hari ini agar orang di sekelilingku tidak merasa cemas.

 "Aku habis dari rumah temen Ra."

"Owalah.’’

"He'em."

Sepuluh menitpun kami memilih diam tanpa berbicara, aku dan Rendy memilih fokus pada masing-masing, entah itu aku yang fokus pada kepingan hatiku begitupun juga si Ren-Ren yang fokus menyetir mobilnya. Hingga tak tau kenapa si Ren-Ren menanyakan perihal pertanyaan yang seharusnya tak perlu dan tak ingin aku dengar untuk saat ini, karena aku tak punya jawaban atas pertanyaan yang telah di buatnya.

"Oh iya Ra, katanya besok Kak Balya mau berangkat ya?"

Sudah berusaha payah aku memanipulasi diri dengan mencoba tersenyum di keadaan yang memang tak bisa ku cegah untuk menangis, tapi dengan gampangnya si Ren-Ren mengatakan itu seolah dia tidak memikirkan aku, tapi percuma karena memang si Ren-Ren tidak tau apa-apa tentang kisah ku, jadi wajar jika dia bertanya begitu.

"Ra, hello, are you ok?"

"Ra."

"Oh iya Ren, sorry."

Lihat selengkapnya