Di atas panggung drama yang terbakar, perempuan-perempuan gotik saling tinju berebut kepala serigala.
***
“Cepat siram lagi! Padamkan sekarang!”
Teriakan Cak Dul menembus lubang telingamu. Tubuh gempalnya berguncang setiap kali mengangkat ember berisi air, lihatlah.
Langit makin berkilauan. Sinar indah di angkasa tersebut diiringi kepulan asap hitam yang membubung. Hal terakhir itu masih jelas teringat, kobaran api terus bertambah besar. Lidah api telah melahap rumahmu serta seluruh isinya. Warga lain berbondong-bondong datang turut berupaya memadamkan amukan si jago merah. Namun apa daya, ini tahun terburuk. Mobil pemadam kebakaran baru tiba setelah tiga puluh menit—ketika api telah memamah semuanya.