Selimut Ilusi

Yusuf Mahessa Dewo Pasiro
Chapter #34

Kehampaan

Tatkala rindu diam amat takzim, usia kita terhidang dalam cawan madu perjamuan malam para raja rimba.

***

“Siapa di sana?” suaraku bergema, memecah keheningan.

Sarang laba-laba menjulang di setiap sudut, menyelimuti udara tebal dengan kesunyian. Lantai dipenuhi debu tebal, seolah mengisyaratkan bahwa tempat ini telah lama terlupakan. Tiba-tiba, sinar terang menyelinap masuk dari atas, merambah ke mataku, amat silau. Aku menengadah, dan kulihat atap rapuh, berlubang, membiarkan cahaya matahari menembus ruang sunyi ini.

“Hai Erin!”

Tiba-tiba ada orang memanggil, aku membalikkan badan, ternyata dia bocah lelaki yang waktu itu menyerangku di rumah sakit.

“Di mana ini!?”

“Ini rumahmu, Erin. Rumah ketika kita bersama-sama membunuh ayah dan ibu,” sahutnya.

“Bicara apa kau?!”

“Lihatlah,” tangan kanan sang bocah menunjuk ke arah bawah tangga.

Mataku langsung mendelik tak percaya. Ada kepala ibu dan ayah yang sudah terpenggal. “Siapa kau! Kenapa kau menunjukkan ini padaku!”

“Aku Bagas.”

Lihat selengkapnya