Selisih Preman Desa

Zumi05
Chapter #11

Bab 11; Babi hutan

Di depan mata, sejauh memandang, sulur bebukitan kecil yang centang perenang menghalangi tujuan mereka, padahal jika jalannya lurus seperti sebuah lapangan mungkin akan terasa tidak jauh, tapi ini ... sudah setengah jam mereka berjalan, dari bukit ke bukit lainnya, melewati riuh pepohonan dan sungai, tanpa kepastian.

“Sebenarnya mau ke mana kita sekarang?” rengek lelaki itu sepanjang jalan. Seakan-akan di sana, tidak ada lagi orang yang lebih bodoh selain mereka berdua.

Beberapa tupai kelapa berkelebatan melewati hutan, babi slavonian mengintai ragu menunggu waktu yang tepat untuk menyerang, mendekat perlahan hingga Zaeny terbatuk-batuk, bangkit seraya menoleh ke segala arah.

Hmm, situasi macam apa ini ya ...

 Sambil bersila dan menatap si perempuan yang menghembuskan nafas panjang, lagi. Tidak—dia bahkan tidak pernah mengeluh. Dia hanya diam dan merebahkan pinggulnya. Kesal.

“Tidak salah lagi!” katanya yakin, setelah menebak akan ada sesuatu yang buruk terjadi. Sementara Mayang menoleh ke kiri dan melihat ke kedalaman semak bergerigi, bergoyang dan berderit tertiup angin. Itu adalah sekelompok babi hutan. Menggeram seakan sedang berhadapan dengan mangsa.

Namun, sulit untuk bisa dipercaya, nyatanya Zaeny sama sekali tidak menunjukkan wajah takut, baik saat berjalan atau di saat melihat ke arah kawanan hewan liar lainnya.

“Kau tidak takut?” kata Zaeny.

“Ti-tidak tuh.” kata Mayang, yang sebenarnya telah berbohong hingga sering panik menoleh ke belakang, tetapi berbeda dari sebelumnya, karena kali ini sekelebat babi hutan mulai bergerak, berusaha mengejar mereka secara bergerombol.

Jadi, Zaeny tetap acuh tak acuh meski sudah tahu beberapa babi itu sedang mengejarnya, merubunginya sampai dia tak lagi berkutik.

Kewaspadaan mendadak muncul dalam dirinya. Berhenti bergerak alih-alih seperti membentuk semacam lingkaran.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Mayang. Merasa frustrasi dan hanya bisa bersembunyi di belakang lelaki itu.

“Cih, tentu saja melarikan diri,” katanya yang malah mendekati gerombolan kawanan babi. Sementara Mayang semakin berkerut tak mengerti. Apa dia benar bisa berkelahi dengan binatang?

Beberapa dari kawanan babi melesat menunjukkan taringnya, menggeram sebelum pada akhirnya melompat dan menilai arah serangan: seperti angin berembus tapi juga tidak terlalu cepat.

Lihat selengkapnya