Selisih Preman Desa

Zumi05
Chapter #15

Bab 15; Pertarungan Tak Seimbang

Di sore hari, senja menggantung rendah di pedesaan. Anak buah Bos Sadam berpencar; ada yang bersembunyi dan mengawasi di kios, berdiri di depan gapura kayu, dan sisanya memeriksa gang-gang sempit.

Hanya Zaeny dan Mayang yang mendapat tugas khusus untuk mengalihkan perhatian. Saat itu, semua warga dikumpulkan di balai desa. Mengelilingi mereka di antara tonggak besar saat melakukan orasi.

“Dengar. Saya tahu, banyak dari kalian pasti meragukan niat saya. Dan saya mengerti, karena masa lalu saya bukanlah yang paling terhormat.” katanya, terus memberanikan diri.

Tapi saat dia hendak melanjutkan, seorang pria tua setengah mabuk berteriak, “Pembohong!” Sambil mengacungkan tongkatnya, mengalihkan perhatian orang-orang. Sehingga keraguan semakin timbul di wajah banyak mereka.

Jadi, itulah awal mula semua penduduk desa terpengaruh dan semakin marah. Beberapa orang juga ada yang mulai menantanginya bertarung. Ini adalah bentuk perlawanan sehingga Zaeny terdiam, dia bahkan tidak mampu untuk bergerak dan pergi.

“Tu-tunggu, dia belum selesai bicara,” tahan Mayang, semakin memohon. sedang Zaeny nyaris ditarik ke dalam kerumunan.

“Apa yang akan kau katakan? Kau sama saja dengan manusia besar yang membuat rusuh akhir-akhir ini!” ujar salah seorang kesepuhan. Dan sejak saat itu, para warga seakan telah membuat kesepakatan bersama untuk menangkap Zaeny.

Belum sempat hal buruk terjadi, tiba-tiba geraman yang entah berasal dari mana menghentikan tindakan mereka. Burung-burung saling berhamburan ke atas langit, seakan memang sedang berusaha mendekat.

“Berbahaya! Lari!”

Orang yang berteriak menyuruh pergi adalah seorang wanita tua, tubuhnya tua renta berumur sembilan puluhan. Menjadikan suasananya berubah sepi dalam waktu singkat. Sungguh, jika bukan bagian dari rencana—memberi aman untuk anggota Bos Sadam yang lain—dia tidak ingin melakukan itu.

“Sepertinya kita hanya perlu menunggu,” kata Mayang seraya mengeluarkan sekotak jarum.

Lihat selengkapnya