Zaeny tidak bisa percaya. Jadi, si manusia besar punya masa lalu yang buruk? Dan apa maksud bocah tahanan itu menyebut namanya? 20 tahun!
Dia bangkit dari hamparan kerikil, punggungnya terasa ditusuk-tusuk.
"Faiz," Tiba-tiba si manusia besar berkata, lalu melanjutkan, "Aku yakin, kau juga pasti tertarik mendengarkan berita lain selain temanmu."
Tidak, bagaimana mungkin Zaeny bisa mendengarkan semuanya? Mendengarkan nama itu saja sudah membuatnya lemas.
"Jorge ... dia sudah mati," katanya, membuat Zaeny lebih terdiam, tak bisa bergerak. "Sudah kuduga, kau pasti akan penasaran, kan, kenapa orang tua itu juga terlibat?"
Zaeny mendecih samar, lalu berbalik. Berjalan pergi dalam keadaan terpincang-pincang. "Kau kira aku akan percaya begitu saja?"
"Hoho, tentu saja kau akan berkata seperti itu ... dasar anak setan." Si manusia besar tertawa mengejek, mencemoohnya menggunakan ujaran khas Bah Jorge.
Zaeny berhenti, seketika air matanya mengalir membasahi pipi. “Sudah, jangan katakan apa-apa lagi,” balasnya lirih. Suaranya bergetar.
“Aku bisa membantumu, setidaknya temanmu masih hidup, dia membutuhkan pertolonganmu.”
"Sebenarnya, apa tujuanmu?"
"Balas dendam."
"Balas dendam?"
"Ya, anggap saja sebagai hutang budi. Orang tua itu sudah menyelamatkan hidupku. Sekarang, kau harus menyelamatkan temanmu," ujarnya sambil menyerahkan pisaunya.