Selisih Preman Desa

Zumi05
Chapter #19

Bab 19; Perang!!

Kemudian, yang paling mengejutkan dari semuanya, datanglah sebuah mobil pikap tua milik Bambang dan rekannya.

Murad menoleh, nyaris tertabrak mobil itu. Lalu, orang yang berada di dalam segera keluar sambil mengangkat tangan.

“Wah! Kau juga di sini,” kata Jarot, yang memegang tongkat kasti besar.

Namun, tidak ada waktu untuk mengobrol, lantaran Kang Dardan si pria bermasker sudah turun dengan anak buahnya, “Hoo, utusan Sadam ya?”

Murad tersenyum sinis sambil menarik dua belati dari sarungnya. Akhirnya, ia bisa berhadapan langsung untuk membalaskan dendam.

Melihat itu, anak buah si pria bermasker juga ikut terkesiap, alih-alih mengeluarkan senjata andalannya masing-masing: mulai dari pisau lipat, brass knuckle, rantai besi, hingga pentungan kayu.

Ah ... seperti pertarungan lama yang pernah terjadi. Pikir si pria bermasker, berjalan mundur setelah menatap ke sekeliling. Ia menawarkan senyuman kepada Bambang, mengisyaratkan sesuatu—bahwa sebentar lagi, perang antara dua kubu akan segera di mulai.

Maka tanpa aba-aba, Murad maju lebih dulu dan menghunus belati ke atas salah satu kepala musuh, dia adalah Kang Bagong, pria yang pernah ia ceritakan dengan senyum menyeringai dan rambut berkibar liar.

“Lama tidak berjumpa. Kau pasti datang untuk membalas dendam anak buahmu yang tidak berguna, bukan?” seru Kang Bagong sambil menangkis belati menggunakan pentungan, membuat salah satu belati Murad terlempar ke udara. Namun, Murad tidak membiarkannya berakhir; dia memainkan belati satunya lagi dengan gerakan cepat, menciptakan bayangan yang membingungkan lawannya.

"Ya! Dan akan aku hentikan kekesalan mereka di alam sana sekarang juga!" Sambil memutar belati secepat kipas angin.

Lihat selengkapnya