Ikan mas dan gurame merupakan ikan kebanggaan masyarakat Indonesia. Bahkan, keduanya merupakan ikan konsumsi yang terkenal di Asia Tenggara. Di setiap menu di hampir semua restoran tradisional di Indonesia, pasti ada dan bahkan di beberapa daerah, merupakan makanan favorit.
Tetapi, ikan yang lezat ini ternyata merupakan wabah bagi kota-kota di Amerika. Bahkan, Kota Chicago harus mengeluarkan uang hampir US$18 miliar untuk mencegah ikan yang dinamai Asian carp ini agar tak masuk ke Danau Michigan. Alasannya, ikan-ikan ini ternyata jauh lebih perkasa daripada ikan-ikan lokal di Amerika.
Fakta ini mengejutkan karena bagaimana bisa ikan yang lezat dan favorit bagi banyak orang justru merupakan bencana bagi sungaisungai di Amerika? Ternyata, Asian carp ini merupakan ikan yang paling cepat berbiak, agresif, dan sangat adaptif dengan lingkungan yang baru.
Hal ini tidak disadari oleh orang-orang Amerika tiga dekade lalu. Awalnya, ikan jenis Asian carp ini dimanfaatkan untuk mengendalikan ganggang liar. Tetapi, malah justru menjajah sungai-sungai di Amerika. Akibatnya, ikan lokal yang sebelumnya dengan nyaman hidup dan mencari makan di sungai tersebut kalah cepat dalam berkembang biak. Ikan dari Asia ini justru dengan cepat menguasai sungai. Parahnya, ikan Asian carp malah memangsa ikan-ikan lokal.
Sungai-sungai besar yang memiliki ragam potensi dan penghuni tersebut dapat dipakai untuk menggambarkan komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Komunitas ini memiliki banyak sekali ragam orang yang memiliki berbagai potensi dan memiliki kemampuan untuk bersaing dan hidup bersama di dalam satu wilayah.
MEA memiliki total populasi sebanyak 622 juta jiwa terbesar ketiga setelah Cina dan India. Komunitas ini memiliki total nilai perdagangan sebesar US$1 triliun. Angka ini menandakan MEA sebagai sebuah pasar besar yang mampu menarik minat investor ASEAN maupun investor luar ASEAN untuk mau berinvestasi di kawasan ASEAN.
Dengan pasar besar, jumlah tenaga kerja yang besar, serta didorong oleh investasi dalam dan luar ASEAN yang besar, menyebabkan negara-negara yang berada di kawasan ini menjadi daya tarik sendiri bagi para pengusaha untuk berekspansi ke negara-negara tersebut.
Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar ASEAN dan memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena disertai dengan sumber daya dan stabilitas perekonomian yang baik. Indonesia menjadi salah satu destinasi para pekerja kawasan ASEAN untuk mencari peruntungan.
Layaknya sungai-sungai di Amerika yang kedatangan ikan-ikan asing, demikianlah Indonesia kedatangan pekerja-pekerja ASEAN yang lebih berkualitas. Mereka bisa jadi sangat mengerti pelayanan serta memiliki keahlian yang memadai, baik di bidang manufaktur, ritel, teknologi, dan bidang lain.