SELODOR

Nengshuwartii
Chapter #10

EPILOG

“DI TEMPAT SEGALA SESUATU DIMULAI”

Angin sore menyusup pelan melalui reruntuhan bangunan bekas arena. Matahari hampir tenggelam, meninggalkan warna jingga yang lembut, warna yang tidak pernah muncul selama permainan berlangsung.

Rachel berdiri di ujung tebing kecil, memandangi lembah luas yang dipenuhi ilalang. Tempat itu sunyi. Tenang. Mustahil dipercaya bahwa beberapa jam lalu, kematian berkeliaran di sini.

Di belakangnya, langkah kaki mendekat.

Joseph.

Ia masih tampak lelah, tatapannya kosong sejenak sebelum akhirnya fokus pada Rachel. “Kamu nggak ikut ke bawah? Tim evakuasi sudah datang.”

Rachel tidak menjawab langsung. Ia menatap cakrawala dengan napas panjang.

“Aku cuma ingin… memastikan semuanya benar-benar selesai,” katanya pelan.

Joseph berdiri di sampingnya. “Gerbang sudah mati, Rachel. Tidak ada cahaya, tidak ada suara, tidak ada energi. Kita sudah menutupnya.”

Rachel mengangguk, tapi bukan itu yang ingin ia katakan. Ada sesuatu yang masih mengganjal, hal kecil yang menghantui benaknya sejak gerbang tertutup.

“Ada satu hal, Joseph.”

“Hm?”

Rachel menatapnya, dalam, seperti mencari jawaban di wajah Joseph.

“Waktu gerbang menutup… aku dengar bisikan.”

Joseph tertegun. “Bisikan apa?”

Rachel menelan ludah.

“Bukan suara entitas. Bukan suara Darma. Suara… seorang anak.”

Joseph menegang. “Anak?”

Rachel mengangguk pelan.

“Dia bilang, ‘Terima kasih.’”

Hening selama beberapa detik.

Angin bertiup.

Joseph akhirnya berkata pelan, nyaris berbisik:

“Aku juga dengar sesuatu. Tapi bukan terima kasih.”

Rachel menoleh cepat. “Apa?”

Joseph menatap ilalang yang bergoyang lembut.

“Dia bilang… ‘Sampai jumpa.’”

Lihat selengkapnya