Seluas Nusantara

intan elsa lantika
Chapter #11

11. Hasrat

Akhirnya aku benar-benar mengajak Puti ke Jakarta, aku sengaja membawa Puti ke hotel bintang lima untuk membawa Puti merasakan menginap di gedung tinggi yang tidak ada di Kerinci, dan bisa menikmati kota Jakarta dengan tenang dari rooftop hotel ini.

Sebenarnya aku sempat takut membawa Puti, bukan karena takut dimarahi, tapi bukan hal yang mudah bagi ku untuk menahan diri agar tidak menyentuh Puti. Ini hotel bintang lima, tidak akan ada yang tau jika kami ingin melakukan sesuatu. Tapi aku terus berusaha waras dan fokus pada tujuan ku untuk membawa Puti melihat jejak kerusuhan 1998.

Aku membawa Puti ke museum Tragedi 12 Mei 1998, yang ada di kampus Trisakti. Lalu aku juga membawa Puti ke acara kamisan untuk melihat keluarga korban pelanggaran HAM, yang ada disana bukan hanya keluarga korban kerusuhan Mei 1998, namun keluarga dari semua kasus pelanggaran HAM yang dilakukan negara kepada rakyat.

Dua hari dua malam sudah kami lalui dengan aman di Jakarta, namun di malam ketiga saat Puti hendak mengambil hpnya yang aku tahan untuk menghindari telepon dari Reza, terjadi hal diluar dugaan.

Saat hp Puti dihidupkan, Puti sangat terkejut melihat banyak sekali pesan dari ibunya, Reza dan Novi yang menanyakan keberadaan Puti berkali-kali.

"Mati aku!" ujar Puti kaget.

"Kenapa?" Aku langsung penasaran dan mengintip hp Puti.

"Kayaknya Novi juga nyariin aku!"

"Trus?"

"Aku juga nggak bilang apa-apa sama Novi! Kan pas kita ke bandara Novi masih sama Beno! Aduuuh! Pasti Novi juga ikut cemas nyariin aku! Mati aku! Aku bakalan ketahuan!" Puti sangat cemas.

"Telfon mama kamu secepatnya! Bilang kamu lagi dimana kek, bilang kamu baik-baik aja, biar mama nggak cemas!"

"Aku takut!"

"Nggak apa-apa! Cepetan!"

Puti segera menelfon ibunya. Aku memberi ruang untuk Puti berbicara dengan ibu nya dulu. Selesainya Puti menelfon, Puti langsung menatap ku.

"Gimana?" tanya ku

"Mama minta aku hubungi Reza!"

Aku merasa kesal, kenapa harus menghubungi Reza?

Putipun juga langsung menelfon.

"Kamu nelfon Reza?" tanya ku agak berbisik.

"Novi," jawab Puti sambil serius mendengarkan suara telepon.

"Loudspeaker!" perintah ku.

Puti langsung mengaktifkan loudspeaker teleponnya.

Lihat selengkapnya