Sembilan belas sembilan-sembilan

Suyanti
Chapter #6

Tidak cukup waktu

Jam sembilan atau jam sepuluh kami baru bangun, “duh kesiangann ...”, teriak Anik, “lah mau ngapain?” kataku, “bisa-bisa digantung ibuku kalau dia pulang aku belum dirumah, aku pulang dulu” katanya, “yaaa ... kamu pulang?” ucapku kecewa, “kapan-kapan kesini lagi, kemarin aja aku ga bilang mau nginep, tapi dia kan sudah apal kita ga mungkin cukup waktu hanya sekejab ... ha ... ha” katanya sambil bergegas pergi, tanpa mandi, dan itu sudah biasa baginya, ha ... ha ... akupun mulai berberes, baru selesai mengelap lantai Sineng datang, “mana Anik?” katanya, “dah pulang jawabku, " kamipun mengobrol diteras.

Kus dan mbak Endah datang, “kalian benar-benar ga bisa ijin nanti malam minggu? Tolonglah diusahakan, biar seruu!” pinta mbak Endah "soalnya kalau mau minggunya ... kayak ga sreg karena dah kelewat harinya" lanjutnya, ”ga bisa ijin mbak, hanya ijin dokter yang diterima” jawab Sineng, ”Yaa padahal aku pengen lihat kalian joget ... ha ... ha ...” kata Kus sambil tertawa, “ ih, tenang mbak Endah, kami tetap datang sebelum berangkat kerja, bantu-bantu apalah yang kami bisa, kami ga bisa ijin, aku sudah ada ijin satu gara-gara sakit kemarin, ga enak kalau harus ijin lagi, ayolahh ... acaranya pasti seru, sudah dimatengin rencananya mau gimana?” dengan menyesal aku mencoba menjelaskan.

“Ya sudah, ga apa-apa ya? Jangan sampai nyesel nanti ... he ... he ...”, katanya sambil tertawa, “ya pasti nyesellah, ni aja sekarang udah berasa nyeselnya nih, segedhe gini ...” kataku sambil memperlihatkan tinjuku, dan semua tertawa, kami terus mengobrol hingga waktunya bersiap berangkat kerja lagi, meski hanya sekedar guyonan tapi itulah yang membuat kami dekat satu sama lain.

Lihat selengkapnya