Sembilan Bulan Diganggu Setan

Nyimas Aksara
Chapter #5

BAB 5 KEPANIKAN YANG MELANDA

POV AJI


Tumben istriku Tia tidak protes saat aku sedang fokus menonton bola, sedari tak terdengar ocehannya, benar-benar tidak seperti biasanya. Padahal kalau di rumah dia suka bergelendotan manja di sampingku atau bahkan memilih duduk di pangkuanku. Yah mungkin saat ini dia sedang malu karena ada Raden yang sedang menonton televisi bersama kita, jadi mungkin dia memilih diam dan ikut menonton bola di bersama kami.


"Dek? Kok tumben diem aja?"


"Dek?"


"Dek Tia?"


"Sayang?" Aku memanggil istriku berulang kali sambil tetap fokus menghadap ke arah depan, karena pertandingan bola kali ini benar-benar sangat seru.


"Ngomong sama siapa kamu Mas? Mbak Tia tuh nggak ada di belakangmu." Raden justru yang menjawab panggilanku dan bukannya Tia.


"Hah? Yang bener Den? Loh dimana Tia?" Aku langsung menghadap ke belakang, benar saja, saat ini Tia tidak ada di belakangku.


"Aku juga nggak tau lah Mas, aku kan juga fokus nonton bola sedari tadi, tapi kayaknya tadi dia keluar sehabis bahas suara gamelan deh Mas," jawab Raden mengigatkanku.


"Astaghfirullah ya Allah Raden, ayo cepat bantu aku cari Mbakmu!" Aku langsung berdiri untuk mencari keberadaan istriku.


Berulang kali aku memanggil nama Tia, aku melihat ke dalam kamar, namun Tia tidak berada di sana. Aku yang panik langsung menjelajahi seluruh ruangan yang ada di dalam rumah, termasuk dapur, kamar mandi, kamar Ibu dan Bapak bahkan juga kamar Raden. Meski hal itu membuat Raden protes padaku karena aku masuk ke dalam kamarnya. Namun sayang sekali, aku tidak menemukan keberadaan Tia di dalam rumah.


"Mana mungkin sih Mas, istrimu masuk atau ngumpet di dalam kamarku," protes Raden sambil menutup kembali pintu kamarnya.


"Namanya usaha Den, siapa tau ketemu, kan bisa saja dia main petak umpet, trus ngumpet di kamarmu." Entah kenapa kata-kata itu yang ada di dalam pikiranku.


"Ngawur Mas, emangnya Mbak Tia anak kecil, main petak umpet segala," balas Raden sambil geleng-geleng kepala.


"Ya udah yuk Den, kita cari di luar aja, ini di rumah gak ada Tia. Kamu bantu Mas ya, Mbakmu tuh lagi hamil Den, kata Mbok Suti dia hamil bayi getih wangi, katanya dedemit suka, aku takut dia beneran di culik sama dedemit," ucapku yang benar-benar merasa khawatir.


"Hush, jangan ngomong gitu Mas! Kan aku merinding ini loh Mas, ya udah ayo kita cari di luar, semoga Mbak Tia cuma duduk di halaman rumah," timpal Raden, sambil kami berjalan ke arah pintu.


Namun harapan kami tidak terwujud, Tia tidak ada di halaman rumah ataupun di gazebo yang ada di depan rumah kami. Aku dan Raden langsung berlari ke ruang gamelan, saat kami sudah berada di depan pintu, kami saling pandang dan kami menganggukan kepala bersamaan. Aku berharap Tia berada di dalam sana karena aku mengingat perkataan Tia yang mendengar suara gamelan.


Namun saat kami sudah membuka pintu ruangan itu, tidak ada keberadaan Tia di dalam ruang gamelan. Ruang gamelanpun gelap karena lampunya tidak di nyalakan, mungkin Bapakku lupa menyalakan lampu di ruangan itu. Duh dimana keberadaan Tia? Aku sudah mulai khawatir, takut istriku terluka nantinya apalagi dia sedang hamil anakku. Sayang, kamu di mana? Maafin Mas ya, Mas janji bakal terus perhatian ke kamu.


"Den, ayo kita ke ruang penyimpanan sepeda Bapak, semoga saja Tia ada di dalam sana," pintaku sambil menatap wajah Raden.

Lihat selengkapnya