Cambridge, 2025
Ide brilian mengentak Aiden dari lelapnya, membuatnya langsung melompat dari tempat tidur. Sayangnya, kakinya tersangkut selimut dan dia jatuh berguling-guling hingga menabrak dinding.
Mengusap benjolan yang langsung muncul di kepala, Aiden bergumam, “Untungnya aku tak amnesia dan lupa ide cemerlangku.”
Tanpa ingin membuang waktu, disambarnya kertas dan pensil. Tangannya gemetar saat menggambar sketsa kasar menara Wardenclyffe-nya.
“Kurasa ini bisa membawa Angie kembali. Kau pikir begitu juga, kan?” tanyanya, melirik Anile yang menguap lebar, jelas tak terkesan.
“Ah, kau ini!” Aiden merengut. “Tunggu saja, dalam waktu singkat, menara ini akan berdiri megah.”
Tiga minggu kemudian.
“Aiden Gryphon!”
Teriakan Dr. Winters menggelegar, membuat burung-burung di Harvard Yard beterbangan. Aiden, yang tengah memanjat struktur menaranya yang setinggi lima meter dengan kabel-kabel menjuntai ke segala arah, hampir kehilangan keseimbangan saking kagetnya.
“Y—ya, Dok?” Aiden berusaha memasang tampang sepolos mungkin.
Dr. Winters menatapnya dari bawah dengan berkacak pinggang. “Apa-apaan ini? Bukankah sudah kubilang, tak ada bangun-membangun tanpa izin dewan?”
“Tapi, Dok, ini hanya prototipe kecil! Lagi pula, Anda sudah menyetujui konsepnya, kan?”
“Oh, konsepnya iya,” Dr. Winters mendesis, “tapi bukan berarti kau boleh merombak Harvard Yard jadi set Mad Max!”
Aiden menuruni rangka menara dengan pelan-pelan, merasa geli sekaligus sedikit meringis melihat kekacauan di sekelilingnya. Kabel-kabel kusut, tumpukan besi, dan komponen elektronik bertebaran, membuat Harvard Yard lebih mirip lokasi pengeboman daripada kampus elite.
“Maaf, Dok. Aku terlalu bersemangat hari ini,” Aiden menggaruk tengkuk.
Dr. Winters menghela napas panjang. “Dengar, Aiden. Aku tahu kau ingin segera menyelesaikan proyekmu, tapi kita harus melakukannya dengan benar. Ingat tim khusus yang kubentuk?”
Aiden mengangguk. Bagaimana bisa dia lupa dengan tim eksentrik yang diandalkan Dr. Winters? Dr. Quantum, fisikawan yang berbicara dalam teka-teki, Dr. Timeless, sejarawan yang mengklaim bisa merasakan ‘napas masa lalu’ dari benda kuno, serta si kembar Spark, duo insinyur listrik yang komunikasinya lebih banyak berupa desisan dan bunyi bzzt.
“Mulai besok, kau akan bekerja dengan mereka di lab khusus yang sudah kusiapkan.”
“Tapi, Dok! Saya hampir menyelesaikan—”
“No-uh! Tidak ada tapi-tapian!” sela Dr. Winters tegas. “Kecuali kau mau proyek ini dihentikan total?”