Sembilan Tiga Perempat

angel
Chapter #41

Tiga Kunci

Cambridge, 2025

Aiden memandangi kapsul waktu, nyaris tergoda untuk menghancurkannya di mesin penghancur kertas—kalau saja benda itu terbuat dari kertas, bukan logam antik yang kerasnya mungkin bisa bersaing dengan kepala sendiri.

“Oke, West. Kita sudah coba segala cara masuk akal. Sekarang waktunya pakai cara ... yang tidak masuk akal.” Aiden menarik napas. Sorot matanya antara tekad dan, mungkin, sedikit kegilaan.

Detektif West yang sedari tadi hanya menatap kapsul itu dengan alis terangkat akhirnya angkat bicara, “jangan bilang kau mau panggil dukun?”

“Lebih baik.” Aiden menyeringai lebar. “Kita andalkan kekuatan cinta!”

West menghela napas berat, mata hampir mengelilingi seluruh rongga kepala. “Oh, astaga. Kau tak serius, kan?”

“Serius, se-seriusnya serangan jantung!” angguk Aiden yakin. “Di dongeng, ciuman memecahkan kutukan, kan? Mungkin saja—”

“—jangan bilang kau mau mencium kotak itu?”

“Tepat sekali!”

Tanpa menunggu respons West—yang sudah tampak letih dengan seluruh absurditas ini—Aiden mendekatkan wajah pada kapsul waktu, membungkuk dramatis, yang mungkin akan membuat para aktor telenovela Latin iri. Dengan satu tarikan napas dalam, bibir Aiden menyentuh permukaan logam dingin itu.

Hening. Sangat hening.

“Bagaimana?” tanya West dengan sarkastis, setengah berharap kapsul itu berubah jadi kodok atau sesuatu yang aneh.

Aiden menarik wajah dengan kecewa dan jijik. “Ya, setidaknya aku tahu rasa kopi basi lebih lezat daripada ini sekarang.”

“Demi Tuhan, Aiden. Kita sedang menyelidiki barang bukti, bukan bermain peran di Disneyland!” Detektif West hanya bisa geleng-geleng.

“Hei, kau tidak akan pernah tahu sebelum mencoba!” Aiden membela diri. “Lagi pula, punya ide lebih baik?”

Sebelum West sempat menjawab, pintu kontainer lab tersibak, dan Evelyn menyembulkan kepala.

“Hei, Einstein dan Holmes! Mau gabung di luar? Dr. Quantum baru menemukan cara menggali fondasi dengan ... eh, gelombang gravitasi?”

Aiden dan West bertatapan, pasrah.

Aiden mengangkat bahu. “Setidaknya terdengar lebih ilmiah daripada ciuman tadi.”

Mereka keluar kontainer, disambut pemandangan yang lebih mirip panggung sirkus ketimbang lokasi konstruksi. Dr. Quantum menari-nari di sekitar lubang galian sembari mengacungkan alat yang bentuknya seperti hasil kawin silang penggaruk punggung dan antena TV.

Lihat selengkapnya