Sembilan Tiga Perempat

angel
Chapter #57

'P'

“Jika hidup memberimu lemon, jangan buat limun. Buat parfum dan semprotkan ke mata musuh-musuhmu!”—Evelyn Blakely

Cambridge, 2025

Tidak ada Aiden.

Biasanya, sang kapten tim sudah mondar-mandir sejak subuh, memberikan instruksi dengan semangat menggebu bak Napoleon yang siap menaklukkan Eropa. Namun hari ini? Nihil.

“Hei, apa kalian lihat Aiden?” tanya Evelyn, mencoba terdengar kasual meski nada cemasnya agak meleset.

Theo, yang tengah sibuk memelototi alat aneh yang persis blender kesetrum, mengangkat bahu. “Mungkin dia sedang bermain petak umpet dengan dimensi lain?”

“Atau,” Elias menyambung, “dia tersedot ke lubang hitam mikroskopis yang tidak sengaja kuciptakan kemarin saat mencoba membuat mesin kopi kuantum!”

Evelyn menghela napas. Kenapa dia berharap jawaban normal dari orang-orang yang definisi ‘normal’-nya saja sudah melenceng sangat jauh dari kamus?

Sementara itu, di sisi lain area konstruksi, Dr. Timeless sedang berdebat sengit dengan sebuah tiang besi.

“Tidak, tidak, kau salah!” teriaknya frustrasi. “Tahun 1877 itu Edison menciptakan fonograf, bukan telepon! Dasar tiang besi sok tahu!”

Dr. Quantum, yang kebetulan lewat—lagi—menepuk pundak Dr. Timeless simpatik. “Gentle, kawan. Mungkin di dimensi asalnya, Edison memang menciptakan telepon dari kaleng bekas dan tali sepatu.”

Evelyn, yang tadinya bermaksud melerai, memutuskan untuk mundur teratur. Ada masalah yang lebih mendesak: Aiden menghilang.

Jam demi jam serasa siksaan. Menara semakin tinggi, tetapi Aiden tak juga muncul. Kecemasan Evelyn semakin menjadi-jadi. Dia teringat cerita Aiden tentang informan misterius dan insiden ‘digantung terbalik di atas gedung tua’.

“Tidak, tidak!” Evelyn geleng-geleng. Namun tetap saja, perasaan tak enak itu menggerogoti benaknya seperti rayap kelaparan.

Akhirnya, ketika matahari mulai condong ke barat dan separuh menara telah berdiri kokoh, Evelyn memutuskan untuk bertindak.

Guys!” panggilnya pada tim yang masih sibuk dengan kegilaan masing-masing. “Aiden tidak muncul seharian. Tidak ada yang merasa aneh?”

Hening sejenak.

“Oh!” Theo tersentak, seolah baru tersadar dari trans. “Pantas saja rasanya ada yang kurang. Biasanya, kan, ada suara Aiden yang berteriak: ‘Jangan meledakkan apa pun hari ini!’”

“Atau,” Elias menimpali, “suara frustrasinya menjerit: ‘Demi Tesla, bisakah kalian fokus sehari saja?’”

Evelyn memandangi sekeliling dengan mata liar, “Dan sekarang menghilang entah ke mana. Apa tidak ada yang khawatir?”

Si kembar Spark saling pandang, “Bzzt! Bzzt!”

Lihat selengkapnya