Blurb
Apakah hidupku akan lebih baik jika di kereta tua itu tak pernah kulihat senyummu? Mungkin tak akan ada lagu yang merapuhkanku, prosa yang menghanyutkanku. Senja tak akan merana, pagi mustahil terasa sepi. Air mata tak akan jatuh oleh memori. Namun, tidak. Seremuk apa pun aku mengingatmu, itu baik bagi hidupku. Kasih kepadamu menguatkanku meski tanpa kehadiranmu sampai akhir kesadaranku. Demi mencari Kanya, Kashmir melakukan pengembaraan rasa ke kota-kota yang jauh: Stockholm, Frankfurt, Paris, Hongkong, Makkah, Madinah, Yogyakarta, dan sebuah kota kecil yang terlupakan di Bandung Selatan. Suatu siang, Kashmir terbangun di atas kereta dan melihat Kanya dikelilingi orang-orang tak dikenal. Namun, saat berusaha menjangkau gadis pujaannya itu, Kashmir tersadar, betapa waktu sesungguhnya telah berlalu begitu lama. Kanya telah turun dari kereta itu, dua puluh tahun yang lalu. Padahal, Kashmir merasa yakin baru saja melihat senyum Kanya di dalam kereta ini. Engkau seperti tato pada permukaan jantungku. Menghapusmu akan mematikanku.