SEMBILU LARASATI

Erlina Ardiani
Chapter #2

Pondok Mertua Nelangsa

Tak seperti hari-hari biasanya yang suram, semu dan tak berdaya, pagi itu Laras dan Bima dikejutkan oleh sebuah alat pendeteksi kehamilan dengan dua garis merah di dalamnya. Sorot kedua pasang mata mereka berbinar-binar, diiringi bibir yang terus mengalir ucapan rasa syukur tiada tara. Entah bisikan darimana yang mendorong Laras memberanikan diri memeriksa urine nya dengan alat pendeteksi kehamilan tersebut yang selama ini terasa seperti musuh bebuyutan baginya. Laras teringat akan jadwal menstruasinya yang sudah telat dua bulan, meskipun terkadang jadwal tersebut memberi harapan palsu pada Laras.

Kondisi fisik yang tidak stabil menyebabkan dirinya mengidap penyakit kelainan hormon tersebut. Jika perempuan normal lain biasa datang bulan hanya mundur atau lebih cepat beberapa hari saja, sedangkan Laras bisa telat mestruasi sampai 3 bulan bahkan lebih walaupun pada saat itu dirinya belum menikah. Sejak mengetahui dirinya memiliki kelainan, Laras terbiasa dengan kondisi telat menstruasi tersebut.

Namun hari ini berbeda, Allah telah memberikan jawaban untuk penantiannya selama ini. Seorang calon bayi, kini telah mendiami rahimnya. Bima berinisiatif untuk segera memberitahukan kabar gembira ini kepada ibunya.

"Bu, alhamdulillah Laras positif hamil!!!"

"Oh, syukur toh le, dia ngga beneran mandul." Ucap Bu Sukma datar dengan logat medok jawa nya.

Bima yang semula sangat bersemangat menelepon ibunya dan me-loudspeaker telepon tersebut agar terdengar juga oleh Laras mendadak bungkam. Keduanya seketika mematung. Harapan mereka menularkan energi bahagia yang mereka rasakan ternyata di respon sedemikian rupa oleh Bu Sukma.

Tak ingin berlarut-larut memikirkan respon mertuanya itu, Laras berusaha menunjukkan senyumannya di hadapan Bima, sembari menyiapkan bekal makanan ke dalam tas kantor Bima.

"Ras, maafin ibu ku ya.. jangan terlalu kamu pikirin, kamu fokus aja sama anak kita ya sayang.."

"Iya mas.."

***

Ditengah kabar bahagia itu, ketika Bima hendak berangkat ke kantor, tiba-tiba handphone nya berdering, panggilan dari atasan di kantornya yang menyuruh Bima segera mengecek sebuah e-mail yang baru saja dikirimkan untuknya. E-mail dari pimpinan redaksi tersebut berisi sebuah penawaran liputan kasus busung lapar yang terjadi di salah satu wilayah terpencil provinsi Papua selama tiga bulan. Rincian pekerjaan serta fee yang akan didapatkan cukup menggiurkan. Pikiran yang ada di dalam benak Bima melalang buana membayangkan dengan fee yang akan didapatkannya dalam tiga bulan kedepan setara dengan tiga kali lipat gajinya setiap bulan. Itu artinya, ia akan memiliki tambahan cadangan biaya untuk persalinan istirnya nanti.

"Raaas, Raaaas... aku dapat tawaran menarik dari bos!"

"Oh ya? tawaran apa mas?"

"Liputan di Papua selama tiga bulan, bayarannya lumayan ras tiga kali lipat dari gaji aku tiap bulannya!"

"Hah??? Ke Papua mas?? Kapan berangkatnya?"

Lihat selengkapnya