SEMBRONO

Datu Mas Satriaji Daniswara
Chapter #2

Pengakuan

Keesokan harinya pagi hari dirumahku, seperti biasa pada saat hari libur aku selalu bangun pagi dan membantu membereskan rumah seperti membereskan kasur, menyapu, ngepel dan lain – lain.

Selesai mengerjakan pekerjaan rumah, aku selalu membantu Ibuku membuat sarapan. Aku membantu membuat roti panggang dengan selai coklat, kemudian setelah selesai aku juga membantu meletakan sarapan dimeja makan dan duduk dimeja makan bersama Ibuku kemudian disusul oleh Nenek ku. Kami selalu bertukar cerita saat sedang bersama – sama.

“ Gimana sekolah kamu nak? “ tanya Ibuku.

“ yaaa seperti biasa aja Bu gitu – gitu aja dan ga ada yang menarik. “ Jawabku.

“ Nilai – nilai aman kan ga ada yang jeblok? “ tanya Nenek ku sambil menahan tawa.

“ Aman Nek masih diatas rata – rata lah. “ jawabku dengan santai.

Saat berbincang – bincang mengenai sekolah, aku kepikiran untuk izin liburan bersama teman - temanku dirumah Nenek selaku yang memiliki rumah.

“ Nek, ingat saat beberapa waktu yang lalu aku izin ke Nenek untuk berlibur bersama teman – teman ku dirumah Nenek? “ tanyaku.

“ Iya Nenek ingat, kenapa nak? Jadi berlibur dirumah nenek?” tanya Nenek ku.

“ Iya Nek jadi, Aku berangkat bersama 4 orang temanku Nek, dan di Jogja sudah ada teman ku juga 1 orang perempuan karena dia ada acara dari ekskul nya gitu 3 hari, lalu setelah acara nya selesai baru dia gabung bersama kami. Apa boleh Nek aku dan teman – temanku tidur dirumah Nenek? “ izin ku kepada nenek.

“ Boleh Nak, Nenek kan juga sudah jarang ke Jogja lagi, jadi Nenek senang kalo cucu Nenek berkunjung kerumah sana, disana kan ada tante kamu dan adik – adik sepupu mu. Nanti kalian tidur dikamar utama aja tidak apa – apa, karena kamar yang lain AC nya mati semua alias rusak, toh juga kamar utama nya besar, kalian tinggal tarik kasur aja sendiri ya. “ jawab Nenek dan memberikan izin kepada ku.

“ Rencana kalian berapa hari Nak? “ tanya ibuku.

“ Cuma seminggu kok bu. “ Jawabku.

“ Terus temen – temen kamu tau kondisi rumah disana bagaimana? “ tanya Ibuku dengan nada khawatir.

“ Kondisi yang gimana maksudnya bu? “ tanyaku dengan heran.

“ Yaa kondisi tentang hal – hal mistis disana, kan Ibu sering cerita kalo disana tuh banyak penunggu nya. “ Penjelasan Ibuku.

Aku sungguh tak terpikirkan tentang hal itu, karena aku juga orang yang bisa dibilang berani karena aku tidak bisa melihat hal – hal seperti itu. Aku tidak bisa melihat hal yang tak kasat mata tetapi aku sangat peka dan sensitif jika hal tersebut berada di sekitarku. Sejak aku kecil, aku peka terhadap hal – hal yang seperti itu, jadi aku merasa hal tersebut sudah biasa bagiku.

“ Teman – teman mu kalau bisa sih menurut ibu jangan sampai tau, kasian nanti pada ketakutan.. hahaha “ ucap Ibuku sambil tertawa.

“ Iya bener Bu, kasian mereka kalo sampai tau. “ jawab ku bingung.

Aku bingung, apakah aku harus bilang ke teman – teman ku atau tidak. Mungkin aku hanya bilang ke teman terdekat ku, Bagas. Bagas itu bisa liat hal yang ga kasat mata, aku harap sih dia bakal biasa aja nanti setelah aku kasitau tentang rumah itu. Semoga dia tidak bilang ke teman – teman yang lain, bisa gagal liburan bareng kalau sampai yang lain tahu.

Selesai sarapan aku membantu Ibu ku lagi membereskan barang – barang selesai sarapan. Setelah sarapan dan membantu Ibu ku, aku biasanya langsung ke ruang keluarga untuk bermain video game setiap hari libur. Entah mengapa saat aku sedang bermain video game rasanya pikiran dan firasat ku jadi kemana – mana karena perbincangan ku dengan Ibu tadi saat sarapan bersama, aku jadi merasa khawatir akan nanti saat berlibur. Aku khawatir nanti saat berlibur akan terjadi hal – hal yang aneh dan mengakibatkan liburanku dan yang lain jadi terganggu.

Tidak terasa sekarang sudah siang, waktu berlalu dengan cepat, ini bisa terjadi karena aku terlalu asyik bermain video game. Ibu dan Nenek ku keluar kamar dan menghampiriku dengan baju yang rapi, sepertinya mereka mau pergi.

Lihat selengkapnya