SEMBRONO

Datu Mas Satriaji Daniswara
Chapter #4

Rumah Nenek

Tiba lah kami di jogja, kami pun turun pesawat dan langsung jalan menuju pengambilan bagasi. Setelah mengambil barang, kami menuju parkiran bandara untuk menghampiri supir rental mobil yang ingin kami sewa.

“ Dengan mas Denis ya? “ tanya seorang yang menyewakan mobil.

“ Iya benar. “ jawab ku.

“ Baik, ini silahkan kuncinya, Mas menyewa seminggu, saya minta KTP nya untuk jaminan, nanti kalo sudah selesai tolong langsung kembalikan mobil ini di alamat yang tertera ya. “ penjelasan nya.

Aku mengambil KTP di dompet ku dan mengambil kunci dari Mas nya beserta kwitansi. Kami pun bergegas meletakan barang – barang kami ke dalam mobil dan segera menuju ke rumah Nenek ku. Kami menikmati perjalanan, melihat jalanan kagum dengan suasana jogja yang tentram dan damai.

Sesampai nya dirumah Nenek ku, Teman – teman ku sangat kagum dengan model bangunan rumah Nenek ku yang besar, aesthetic, walaupun rumah Nenek ku bangunan tua, tetapi masih sangat terawat. Kami pun memarkirkan mobil sewaan kami ke garasi mobil, lalu menurunkan barang – barang kami. Kami langsung menuju ke pintu depan rumah.

“ Tok… tok… tok. “ Aku mengetuk pintu rumah.

“ Iya tunggu sebentar. “ Seseorang menjawab.

Ternyata yang mebukakan kami pintu adalah adik sepupu ku dan langsung salim kepada ku, Yudhis.

“ Eh kak Denis, apa kabar kak? “ tanya Yudhis.

“ Sehat Dhis, mana Bunda sama adik Sitha? Oh iya ini kenalin temen – temen aku. “ jawabku.

“ Bunda dan adik Sitha lagi beli sarapan buat kita kak. “ jawab Yudhis.

Yudhis pun berkenalan dengan teman – teman ku dan mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam rumah. Aku pun menunjukan kamar yang akan kami tempati. Saat membuka pintu kamar, teman – teman ku kagum akan besar dan luasnya kamar yang akan kami tempati, dan sudah di siapkan 2 kasur tambahan untuk kami. Kami segera memasukan barang – barang kami ke dalam kamar, setelah meletakkan barang – barang, kami langsung berkumpul diruang keluarga untuk beristirahat sambil berbincang. Yudhis ikut menemani kami sambil menunggu Bunda dan adik Sitha datang membawa sarapan.

Saat sedang mengobrol, tiba – tiba Bunda dan adik Sitha datang lalu menghampiri kami. Aku dan teman – teman ku langsung berdiri kemudian salim kepada Bunda. Aku memperkenalkan teman – teman ku kepada Bunda dan adik Sitha. Bunda kemudian menyiapkan sarapan kami dan menyuruh kami untuk sarapan bersama.

Lihat selengkapnya