Kami sudah dekat ke gua jepang, perjalan ke arah gua jepang sangatlah indah dan dingin karena gua jepang ditempat dataran tinggi. Banyak pohon – pohon yang sangat rimbun dan indah. Saat sedang menikmati perjalan kami, tiba – tiba turun hujan yang sangat lebat. Jalanan mulai kurang jelas akibat bias air hujan yang sangat deras. Bagas pun mengalami kesulitan untuk melihat.
“ Aduh, ujan deres banget nih, susah gue liat jalan. “ ucap Bagas.
“ Berenti dulu aja Gas kalo susah liat, serem juga ini jalan nanjak terus lagi. Di maps sih 7 menit lagi sampe. “ jawab Nadim.
“ Engga deh, masih bisa sih gue liat walaupun susah. Nanggung itu 7 menit lagi sampe. “ jawab Bagas.
Saat sedang membicaakan hujan, aku teringat sesuatu, bahwa kami lupa minta payung ke Mba Yati.
“ Astaga guys, kita lupa minta payung ke Mba Yati. Gimana nih? “ tanya ku.
“ Tadi kan katanya Mba Yati itu lagi ke pasar beli bahan makanan “ jawab Dana.
“ Iya sih kan tapi bisa juga kita minta ke Bunda. “ Jawab ku.
“ Yaudah nanti pas sampe tunggu ujan reda atau berenti aja dulu baru kita turun. “ ucap Bagas.
7 menit kemudian sampai lah kami di gua jepang. Kami langsung memarkirkan mobil di parkiran. Aku menyadari disini hanya mobil kami yang ada atau bisa dibilang kami adalah pengunjung satu – satu nya sekarang. Hujan pun masih belum reda atau berenti. Kami memutuskan untuk menunggu dimobil sampai hujan reda.
Saat kami sedang asyik mengobrol di dalam mobil, tidak terasa 1 jam pun berlalu dan hujan sudah berhenti. Kami langsung segera turun, cuaca setelah hujan sangat dingin dan disini juga dataran tinggi. Saat kami menuju pintu masuk, seorang bapak – bapak dengan kemeja hitam, celana hitam, kaos putih, dan memakai blangkon menghampiri kami.
“ Assalamualaikum, kalian ingin masuk ke wisata gua jepang ini ya? “ tanya seorang bapak – bapak tersebut.
“ Waalaikumsalamm, iya Pak benar. “ jawab ku.
“ Perkenalkan saya Pak Susanto, Tour guide disini, saya disini untuk membantu wisatawan yang kesini. Apa kalian perlu saya? “ tanya Pak Susanto sambil menawarkan diri.
“ Boleh pak, kebetulan kami juga dari jakarta jadi belum tau tentang tempat ini. “ jawab Nadim tiba – tiba.
Walaupun aku lahir dan masa kecil ku di jogja, tapi aku belum pernah ke gua jepang ini. Menyewa tour guide jadi sangat membantu untuk ku.
“ Baik, dengan senang hati saya memandu kalian, mari saya antar kalian membayar tiket masuk di loket depan sana dulu ya. “ ucap Pak Susanto.
Kami berjalan mengikuti Pak Susanto ke loket pembayaran dan membayar tiket masuk. Setelah selesai membayar tiket, kami langsung masuk. Suasana disini sangat rimbun dan dingin, banyak pohon – pohon yang sangat tinggi. Tempat ini indah dan asri sekali, burung – burung berkicau, banyak suara jangkrik, suasana alam yang membuat hati ku menjadi damai. Dari kejauhan terlihat anak tangga menuju ke atas, tangga tersebut hanya muat untuk satu orang. Aku rasa itu adalah tangga menuju ke gua jepang.
“ Baik, disini saya akan menjelaskan jalan untuk menuju gua jepang. Lihat tangga yang berada di depan sana? Ya, itu adalah tangga menuju gua jepang, gua jepang nya berada diatas bukit sana jadi harus melewati tangga itu. Tangga tersebut hanya bisa untuk 1 orang, jadi nanti kita jalan berbaris yaa, dan mohon hati – hati karena perjalan kita menanjak ke atas dan cukup tinggi, tangga nya pun nanti berliku – liku, tolong jangan jalan terlalu kiri, karena kalian bisa terpeleset dan jatuh ke bawah. Tangga itu tidak ada pegangannya jadi kalian harus lebih hati – hati. “ penjelasan Pak Susanto.
Pak Susanto menjelaskan dengan ekspresi yang sangat serius. Mereka tidak mau kami sampai terjadi apa – apa, maka dari itu Pak Susanto memperingatkan kami.
“ Oh iya satu lagi, tolong jaga sikap kalian, bicara kalian juga yang sopan nanti saat perjalan naik atau sudah sampai di gua jepang nya. Karena tempat ini memiliki kisah yang kelam dan banyak kejadian yang mengerikan zaman dahulu. Mohon kerja sama nya ya. “ peringatan Pak Susanto.
Aku dan Bagas langsung melihat satu sama lain tanpa berbicara sepertinya pikiran kami sama, Bahwa tempat ini pasti angker.