Perjalanan kami sangat melelahkan, Bagas dan Nadim tertidur, Alan sibuk bermain gadget, hanya aku yang menikmati perjalan. Aku juga menemani Dana mengobrol, karena takutnya Dana mengantuk.
“ Ngantuk ga Dan? “ tanya ku.
“ Ngantuk sih engga, tapi capek aja, gue juga sambil nikmatin jalanan ini, bagus pemandangan nya. “ Jawab Dana.
“ Kalo ga kuat bilang ya, nanti gantian sama gue nyetirnya. “ tawaran ku.
Hujan deras kembali lagi turun. Jalanan mulai tidak terlihat lagi karena bias air. Angin kencang datang, hingga pohon – pohon bergerak tertiup angin yang sangat kencang. Dari yang menikmati pemandangan menjadi pemandangan yang mengerikan.
“ Dan, deres banget ujan nya, ga mau minggir dulu sampe ujan reda? “ tanya ku.
“ Hmmm, masih keliatan sih. “ jawab Dana.
Dana tetap ingin melanjutkan perjalanan nya. Aku tetap menemani Dana agar dan mengarahkan jalan menggunakan maps. Setelah dari gua jepang, entah mengapa perasaan ku tidak enak, seperti ada yang mengganjal perasaan ku. Aku juga merasa disekitar ku ada yang mengikuti kami, bukan kendaraan atau siapa, tapi seperti makhluk halus mengikuti kami.
Tiba – tiba keluar asap dari mesin mobil kami.
“ Loh kenapa nih kok keluar asap dari mesin mobil? “ tanya Dana.
“ Minggir dulu Dan nepi! “ perintah ku.
Dana langsung menepikan mobil. Seperti dugaan ku, aku merasakan firasat yang gidak enak setelah dari gua jepang tadi.
“ Tadi lo ga cek mobil dulu Dan sebelum berangkat? “ tanya ku.
“ Udah kok, tadi gue, Nadim, dan Alan nge cek, normal semua. “ jawab Dana.
Aku menengok arah kursi belakang, Bagas, Nadim, dan Alan tertidur pulas. Hujan masih turun dengan sangat deras, angin pun masih kencang. Kami masih berada di area gua jepang ini. Dana menyalakan lampu hazard, sebagai tanda kalau mobil kami bermasalah. Setelah aku sadari, selama tadi kami berangkat dan turun dari gua jepang, tidak ada satu pun kendaraan yang lewat, hanya kendaraan kami saja. Aku dan Dana memutuskan untuk menunggu hujan reda, karena kami lupa membawa payung.
-------------------------
Sudah 20 menit berlalu, hujan pun reda. Bagas, Nadim, dan Alan tetap tertidur pulas. Sepertinya mereka sangat lelah.
“ Den, ini yang lain ga dibangunin? “ tanya Dana.
“ Ga usah Dan, kasian pada capek kali, kita aja yuk turun. “ jawab ku.
Aku dan Dana turun untuk mengecek mesin mobil. Saat Dana mengangkat kap mesin mobil, keluar asap yang lumayan banyak. Mesin masih sangat panas. Tiba – tiba terdengar suara pintu mobil terbuka, ternyata itu Nadim sudah terbangun dan langsung menghampiri kami.
“ Kenapa ini, kok keluar asap? “ tanya Nadim.
“ Iya tadi tiba – tiba keluar asap, makanya gue minggir dulu nepi. “ jawab Dana kebingungan.