SEMBRONO

Datu Mas Satriaji Daniswara
Chapter #7

Kaku

Perjalanan menuju restoran, aku merasakan hawa yang semakin tidak enak, seperti sesak dan penuh makhluk gaib disekitar ku. Nadim selalu terdiam selama diperjalanan, dia hanya berbicara saat menunjukan jalan yang diarahkan oleh maps dihandphone nya. Ekspresi Nadim sejak kejadian seorang warga kabur tadi dan seperti melihat sesuatu didalam mobil, terlihat sedang memiikirkan sesuatu bahkan cemas. Aku terus berpikir, apakah yang dilihat oleh Nadim dan apakah memang benar Nadim bisa melihat hal gaib.

Waktu sudah berjalan 1 jam, kami pun akhirnya tiba di restoran Bu Djem. Kami memarkirkan mobil dipinggir jalan depan restoran Bu Djem. Aku melihat Bagas masih terlelap tidur

“ Lan, tolong bangunin Bagas tuh, kita udah sampe. “ ucap ku.

“ Gas, gas, gas, bangun gas, kita udah sampe. “ Alan membangunkan Bagas.

Bagas langsung bangun, membuka matanya. Kami langsung turun dan langsung duduk ditempat yang sudah disediakan. Seorang pelayanan kemudian menghampiri kami.

“ Silahkan Mas, ini menunya, kalau sudah menulis pesanan nya tolong diantar ke kasir ya Mas. “ ucap pelayan tersebut dengan ramah.

Restoran ini memiliki makanan khas jogja, yaitu gudeg. Kami kemudian menulis pesanan makanan yang akan kami makan. Setelah memesan makanan, Dana kemudian menyerahkan menu dan kertas pesanan kami ke kasir lalu kembali lagi ke meja kami.

“ Laper banget gue, ga kuat. “ ucap Alan sambil memegang perutnya.

“ Gue yang gendut biasa aja Lan. “ jawab Dana.

“ Gimana tadi, seru ga di gua jepang? “ tanya ku kepada mereka.

“ Seru banget, jadi banyak pengetahuan yang gue dapet, walaupun cerita zaman dulu nya serem ya. “ jawab Dana dengan semangat.

“ Biasa aja ah, mana gue kepleset lagi, sakit kaki gue. “ jawab Alan.

“ Lan, lain kali kalo ditempat kayak gitu jaga sikap sama omongan Lan, jangan sembrono. “ ucap ku.

“ Iya Lan, kalo kata orang – orang dulu pamali, nanti diikutin setan Lan. “ jawab Dana.

“ Halah !! kalian masih aja percaya hal yang kayak gitu. “ ucap Alan dengan nada yang tinggi.

Aku terdiam dan sabar dengan jawabannya, Dana dan Bagas juga terdiam tetapi mengeluarkan ekspresi yang sangat kesal. Setelah mendengar jawaban Alan yang seperti itu Nadim juga terlihat sangat kesal.

“ Heh!!! Lo kalo dikasih tau jangan keras kepala ya Lan!! Kalo emang ga percaya, yaudah diem aja ga usah ngasih jawaban yang kayak gitu!! Denis kan cuma ngasitau yang bener dan gue yang yakin kita semua percaya tentang hal itu kecuali lo!!! “ jawab Nadim yang sangat kesal dan mengeluarkan nada yang tinggi.

“ Udah Dim, jangan marah – marah, kita kan disini tujuan nya liburan, harus happy – happy dong. “ jawab Dana menenangkan Nadim.

“ Gini deh Lan, kan lo ga mau dengerin apa kata gue, gue minta tolong deh nurut tentang hal itu aja. “ ucap ku.

Alan seperti biasa, hanya terdiam dan tidak perduli akan perkataan ku. Ekspresi teman – temanku yang lain masih sangat kesal.

Pelayan menghampiri kami dengan membawa makanan yang kami pesan dan menyajikan makanan nya ke meja kami. Makanan ini terlihat sangat enak, perutku juga sudah sangat lapar dari awal perjalanan menuju kesini. Begitu juga dengan teman – temanku yang lain, mereka juga terlihat sangat lapar. Kami langsung menyantap makanan yang kami pesan dengan lahap.

“ Gilaaa… enak banget nih makanannya. “ ucap Dana dengan mulut yang penuh makanan nya.

“ Iya sumpah enak banget, gue pengen nambah nih. “ jawab Alan.

“ Gue juga mau dong nitip 1 porsi lagi. “ ucap Dana.

Lihat selengkapnya