SEMBRONO

Datu Mas Satriaji Daniswara
Chapter #9

Penunggu Pohon Mangga

Keesokan harinya dipagi hari, alarm di handphone ku berbunyi tepat pukul 05.00 pagi. Aku langsung terbangun dari tidurku, aku melihat teman – temanku masih tertidur dengan nyenyak, tapi aku langsung membangunkan mereka satu - persatu untuk melaksanakan sholat subuh. Mereka langsung bangun dan bergantian untuk mengambil wudhu, setelah itu kami menggelar sajadah kami masing – masing. Kami melaksanakan sholat subuh dikamar ini, karena aku dan teman – teman ku masih takut untuk sholat diruang keluarga. Setelah melaksanakan sholat, teman – teman ku kembali lagi ke kasur masing – masing untuk menjutkan tidurnya, sedangangkan aku memutuskan ingin olahraga lari.

“ Eh, gue mau lari pagi nih, ada yang mau ikut ga? “ tanya ku.

“ Masih pagi banget nih ngantuk gue. “ jawab Bagus sambil memejamkan matanya.

“ Yang lain gimana? “ tanyaku lagi.

“ Engga!!! “ jawab mereka bersamaan.

Aku langsung mengganti pakaian olahraga ku dan langsung keluar dari kamar ini.

Saat aku keluar kamar, ada Yudhis, adik sepupu ku sedang tiduran sambil memainkan gadget nya, daripada aku sendiri, aku mengajak Yudhis untuk lari pagi bersamaku.

“ Dhis, mau ikut ga lari pagi sama aku? “ ajakan ku.

“ Sekarang kak? “ tanya Yudhis.

“ Ya iya dong sekarang. “ jawab ku.

“ yaudah boleh deh aku juga udah lama ga olahraga. Tunggu sebentar ya kak, aku ganti baju olahraga dulu. “ ucap Yudhis.

Yudhis kemudian menuju kamar nya untuk mengganti baju olahraga nya. Aku menunggu di ruang keluarga, entah mengapa hawa diruangan ini masih sama seperti kemarin, penat dan penuh dengan makhluk haib rasanya. Aku terus berpikir, apa yang menyebabkan ini terjadi, sebelumnya aku dulu selama tinggal disini tidak pernah merasakan suasana sampai mencekam seperti sekarang. Dulu hawa nya tidak seperti ini, walaupun dulu aku merasa ada makhluk gaib dirumah ini, tapi aku tidak merasakan yang penuh dan tidak nyaman seperti sekarang. Tiba – tiba terdengar suara pintu, tenyata itu Yudhis sudah siap untuk ikut denganku lari pagi.

Tepat disebrang rumah Nenek ku ada lapangan bola yang sangat luas, aku dan Yudhis jalan terlebih dahulu mengelilingi lapangan bola sebagai pemanasan. Aku dan Yudhis daridulu saat aku masih tinggal dirumah Nenek ku, kami selalu olahraga pagi saat hari libur. Kami berbincang sambil jalan mengelilingi lapangan bola ini.

“ Kak, kata Bunda kemaren temen kak Denis ada yang ketindihan ya sampe badan nya kaku? “ tanya Yudhis penasaran.

Lihat selengkapnya