SEMBRONO

Datu Mas Satriaji Daniswara
Chapter #10

Nyaris Tenggelam

Aku dan Yudhis tiba dirumah Nenek, kami langsung menuju kamar masing – masing. Sesampainnya aku dikamar, teman – temanku masih tertidur, karena sudah hampir jam 9 pagi, aku langsung membangunkan mereka untuk siap – siap untuk sarapan.

Badanku masih penuh dengan keringat karena habis olahraga, sebelum mandi aku memutuskan untuk mengeringkan keringat terlebih dahulu dikamar ini karena AC masih menyala. Akhirnya mereka bangun satu – persatu dengan wajah mereka yang masih ngantuk. Mereka tidak langsung bangun dari kasur mereka, sambil mengumpulkan nyawa kami sambil berbincang – bincang.

Aku menceritakan tentang saat aku lari pagi dengan Yudhis hingga Kejadian yang dialami Mas Marwan pemilik angkringan tadi. Reaksi teman – teman ku saat mendengarkan cerita pengalaman teror yang dialami Sendiko anak dari Mas Marwan sangat ketakutan. Saat aku mendengarkan langsung cerita dari Mas Marwan juga merinding.

Kami belum merencanakan ingin pergi hari ini. Aku berinisiatif mencarikan rekomendasi tempat wisata untuk kami kunjungi hari ini dan meminta teman – teman ku juga agar ikut mencari juga melalui handphone kami.

“ Dijogja banyak banget ya tempat wisatanya. “ ucap Nadim.

“ Iya Dim emang banyak banget disini. “ jawab Bagas sambil melihat handphone nya.

“ Kemaren kan kita udah ke tempat yang dingin, gimana kalo sekarang kita ke pantai? “ tanyaku.

“ Bisa berenang ga disana? “ tanya Alan.

“ Ga bisa Lan, ombaknya terlalu besar, nama pantai nya pantai selatan. Coba deh kalian liat. “ jawab ku sambil melihatkan handphone ku ke mereka.

“ Boleh tuh, yuk kita kesana! “ jawab Nadim

“ Gimana Gas, Lan, Dan? Mau ga kesana? “ tanyaku.

“ Yukkk! “ jawab mereka bersamaan dengan semangat.

Saat sedang asyik berbincang, tiba – tiba kami mendengar suara air yang kencang dari arah kamar mandi dalam kamar ini. Kami terdiam dan saling melihat satu sama lain.

“ Guys… “ ucap Dana ketakutan.

“ Iya gue denger, ga usah pada ngasih tau. “ ucap Alan ketakuan.

“ Ayo kita bareng – bareng liat, gue udah ga nyaman nih. “ ajakan ku dengan nada yang sudah tidak nyaman.

Akhirnya kami memberanikan diri dan berdiri secara bersamaan langsung menuju kamar mandi. Saat depan pintu kamar mandi, aku langsung membuka pintunya. Mengejutkan, yang kami lihat adalah air yang sudah jadi gelombang air yang tidak beraturan dan masih bergerak sangat kencang, seperti habis diguncangkan oleh sesuatu. Kami hanya saling melihat dengan ekspresi yang ketakutan dan heran, kami heran mengapa itu bisa terjadi. Hawa disekitarku sangat mencekam ditambah dengan kejadian itu.

“ Tolong jangan ganggu kami, kami disini niatnya baik, tidak ada niatan buruk, kami hanya ingin liburan saja. “ ucap ku, berharap makhluk gaib yang mengganggu bisa mendengar permintaan tolongku.

“ Iya tolong jangan ganggu kami. “ ucap Bagas.

Kami berdiri didepan pintu kamar mandi hingga airnya tenang sampai akhrinya berhenti bergerak. Kami berniat untuk mandi karena kami ingin pergi, karena kami masih ketakutan dengan kejadian ini, kami memutuskan mandi dengan pintu yang terbuka, tetapi tidak terbuka dengan lebar. Kami mandi bergantian, karena masih terbayang – bayang dengan kejadian tadi, kami hanya duduk dan terdiam.

Selesai kami mandi dan sudah siap untuk pergi, kami langsung keluar kamar menuju ke ruang makan untuk sarapan. Meja makan sudah penuh dengan makanan untuk kami.ba Yati kemudian datang dan membawa minuman untuk kami. Bunda dan adik – adik sepupu ku kemudian datang dan duduk dimeja makan untuk sarapan juga bersama kami.

“ Bunda belum makan? “ tanya ku.

“ Belum, nungguin kalian dulu biar bareng makannya “ jawab Bunda.

“ Loh makan duluan aja Bun, takutnya kita kan suka telat sarapan. “ Jawabku sambil memegang mengambil lauk.

Lihat selengkapnya