Sembuh Itu Bukan Balapan

Dian rahmawati
Chapter #1

Rumit

Jangan terlalu keras sama diri sendiri karena yang paling bikin capek itu bukan kritik orang

lain, tapi suara di kepala yang nggak pernah berhenti nyalahin diri sendiri.


Aku merasa tidak cukup baik. Aku terlalu rumit, atau lebih tepatnya, pikiranku yang rumit.

Hal-hal yang seharusnya biasa saja entah kenapa bisa berubah menjadi begitu menyedihkan.

Kalau ada satu kata yang bisa menggambarkanku dengan tepat, mungkin drama queen. Ya,

mereka bilang aku seperti itu. Terlalu banyak berpikir. Drama queen. Selalu melihat sisi buruk.

Dan... sama sekali tidak menyenangkan. Sialnya, aku justru mengafirmasi semua pandangan itu.

Dan lebih sering daripada tidak, hal itulah yang membuatku merasa semakin rendah diri.

“Lo sadar nggak sih kalau lo itu bawa energi negatif?”

“Berhenti menganggap diri lo korban. Dasar drama!”

“Berhenti menganggap semua orang jahat. Sumbernya ada di pikiran lo!”

“Lo harus introspeksi diri. Gimana bisa punya teman kalau kelakuan lo aja kayak gitu?”

“Lo itu perempuan. Nggak seharusnya ngemis dan ngejar laki-laki.”

“Nggak selamanya orang lain betah sama lo. Nggak semua orang bisa paham kondisi lo.”

Kalimat-kalimat itu berputar terus di kepalaku, seperti suara-suara yang tak bisa

kupadamkan. Terjebak dalam pusaran mereka, aku mulai meragukan siapa diriku sebenarnya.

Apakah benar semuanya salahku? Apakah aku memang seburuk itu?

Ada satu titik dalam hidupku di mana aku benar-benar merasa tak ada tempat untuk

kembali. Tak ada satupun orang yang benar-benar bisa memahami diriku—termasuk orang tuaku.

Teman? Ada. Tapi hanya sebatas kenalan. Rekan kerja. Teman-teman yang tak pernah

benar-benar tahu siapa aku di luar yang mereka lihat.

Lihat selengkapnya