Setelah sesi konseling selesai, aku memutuskan untuk mampir sebentar ke Taman Hutan Kota
GBK. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Sejujurnya, aku belum merasa sepenuhnya baik.
Ada sesuatu yang masih mengganjal di dadaku. Di usia 27 tahun, hidup terasa semakin rumit.
Tanggung jawab semakin banyak, ditambah ekspektasi orang tuaku yang ingin aku segera
menikah. Tapi, bagaimana aku bisa menikah jika aku sendiri masih merasa belum sepenuhnya
selesai dengan diriku?
Setahun yang lalu, aku didiagnosis dengan gangguan bipolar, tepatnya F31.1 Bipolar I
Disorder, Episode Depresi Mayor. Gangguan ini membuat seseorang mengalami episode depresi
yang sangat berat, diikuti dengan episode mania yang kadang merusak kehidupan sehari-hari. Dan
bagi orang sepertiku, bisa bangun pagi dan menjalani hari seperti orang normal saja sudah terasa
seperti pencapaian besar.
Jika ada yang menganggap ini berlebihan, aku tak akan masalah. Mereka tidak merasakannya,
jadi mereka tak akan pernah tahu bagaimana rasanya. Menghakimi memang selalu lebih mudah,
bukan?
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, menikmati suasana taman yang selalu ramai
setiap sore menjelang magrib. Sepasang kekasih duduk berdua, ada sekelompok fans BTS dengan
atribut lengkap, sibuk menyiapkan tikar piknik dan makanan, sementara yang lainnya sibuk selfie
dan merekam momen kebersamaan mereka. Ada juga kelompok lain yang bersenandung ria sambil
diiringi petikan gitar. Suara tawa dan obrolan mereka memenuhi udara, memberi warna pada sore
yang tenang.
Aku memilih duduk di kursi batu di sudut barat laut taman, mematikan data seluler di
handphone, dan hanya berfokus pada pemandangan sekeliling. Dan seperti biasa, pikiranku
kembali tenggelam dalam diri sendiri.
Kadang, lucu juga kalau dipikir-pikir. Orang tuaku memberi nama Bianca Clara Anindita.
Bianca, yang berarti "putih", simbol kesucian. Clara, dalam bahasa Latin berarti "terang", dan
Anindita melambangkan kesempurnaan dan keistimewaan. Mereka berharap aku bisa tumbuh
menjadi wanita yang sederhana, penuh harapan, dan memancarkan aura positif. Tapi,
kenyataannya malah berbanding terbalik.