Sembunyinya Keinginan

Rendi Datriansyah
Chapter #15

Chapter 15 - Maaf Dari Bunda

“Apa takut bisa hilang?”

“Bisa.”

Jawabku cepat dengan senyum. Nekat saja. Aku yakin Adinda akan menjawab sama bila berhadapan dengan bunda. Kalaupun salah, aku yakin bunda akan menghukumku. Lebih baik salah dihukum daripada dicurigai.

Bunda meletakkan kepalanya di atas tangan dan bersender pegangan singgasana. “Yakin?”

“Yakin.”

“Arche, kau dengar?”

 Aku mendengar suara Arche dari kejauhan “Dengar, Yang Mulia. Pengakuan tersebut akan hamba jadikan bukti.”

 “Kau dengar?”

Aku mengangguk. Jawabanku barusan itu jadi sesuatu yang harus kupertanggungjawabkan nanti.

 Jemari bunda hendak menjentikkan jari.

“Bunda,” cegahku. Aku menatap beliau lurus. “Apakah dinda tidak boleh egois meminta waktu bunda lebih banyak?”

 Aku melihat mata biru Bunda terbelalak. Apakah harus sekaget itu?

Ia kemudian menjentikkan jarinya. Kembali aku didekatkan padanya. Sekarang kurasakan kembali pelukan bunda. Cakar beliau menembus kulit lenganku. Sama seperti pertemuan pertama tapi kali ini terasa lebih… lembut? Aku juga sejenak sempat mendengar sebuah kelegaan darinya.

 Jantungku berdebar keras. Tidak biasanya bunda lega akan suatu hal. Aku membalas pelukannya dengan erat. “Dinda sayang bunda.”

 Cakarnya makin tenggelam. “Bunda minta maaf.”

 …Apa kata bunda barusan?

Lihat selengkapnya