Sembunyinya Keinginan

Rendi Datriansyah
Chapter #26

Chapter 26 - Barter Informasi

Aku memandangi si komandan yang tampak mengatur napasnya. Gemuruh kemarahannya menguar dari seluruh tubuhnya seperti kobaran api yang menggulung. Kulitku sampai berkeringat. Dingin.

“Boleh kau ulangi?” pintanya dengan nada lembut. Suara emosinya perlahan mendingin.

“Aku mendengar nama Adinda harusnya mati.”

“Apakah itu kalimatnya secara terperinci?”

“Aku mendengar: Jadi… menurutmu, Puan Putri harus mati?” ujarnya dalam suara yang sama seperti pemilik suara.

 Kudengar ia terkesiap. Gemuruh kemarahannya kembali mengudara. Lantas ia mendesis “Mahapatih Algoransi Soryana…”

Kalau si ganjen itu bisa sebenci itu pada si Maha Patih… mungkin aku harus bertanya pada Puri dan Puri nanti. Terutama karena ia harus kupisahkan dari golongan yang mungkin bisa membantuku. Atau mungkin mereka sekalian. Niatan pada Kesatria zirah coklat memuakkan.

 “Kita sudah barter. Aku berterimakasih atas informasimu. Setidaknya suatu saat aku bisa berterimakasih secara pribadi pada pemberi jimat itu,” tambahku seraya mengatupkan kepalan tangan kanan di atas tangan kiri. Ia terdiam sejenak. Aku mundur selangkah menuju dahan yang lebih tinggi, siap untuk pergi.

 

“Menurutmu… apa yang akan dilakukan orang-orang tersebut?” pertanyaannya menghentikanku.

“Aku… tidak yakin. Tapi mereka adalah petinggi. Mereka punya kuasa.”

Lihat selengkapnya