Aku beringsut dari kasur.
“Ah, Puan Putri istirahat saja.”
“Tapi, aku harus bersiap dengan pesta itu, kan?” aku melempar senyum.
“Kami senang melihat antusias Puan Putri tapi…”
Mengapa keduanya ragu? Adinda senang pesta bukan?
“Bolehkah aku meminta kalian yang mempersiapkan kebutuhan pesta esok?”
Keduanya saling pandang. Setiap kali mereka berlaku seperti itu, rasanya jantungku sempat berhenti.
“Tidak apa-apakah?”
Tanyaku ragu. Keduanya masih saling pandang
“Kalau aku sehat, aku ingin juga memilih…”
“Ini pertama kalinya Puan Putri mengijinkan kami untuk memilihkan baju untuk pesta. Biasanya Puan Putri memilih sendiri baju untuk pergi ke pesta.”
“Apa kalian kaget?”