Sembunyinya Keinginan

Rendi Datriansyah
Chapter #33

Chapter 33 - Pembeberan

Kalau dipikir wajar juga aku ditinggalkan, tubuhku tidak lagi panas. Bahkan terasa jauh lebih ringan. Berulang kali kubuka-tutup jemari dan dapat kurasakan panas udara mengitari ruang di genggaman telapak tangan. Panas-dingin sampai kulihat adanya serpih angin kecil saat kujentik jempolku dengan kelingking dan jari manis.

 

Aku masih mengingat pengalaman barusan. Hampir-hampir kusangka sedang dalam pengaruh sirap para Dukun. Aku tidak pernah disirap tapi rekan seperguruanku kadang mengatakan seperti melihat dunia melalui cermin pelangi. Dan saat itu, katanya tidak akan lagi bisa dibedakan mana teman mana lawan. Sakit baru muncul setelah kesadaran kembali di kepala.

 

Aku tidak paham saat dijelaskan tapi yang kualami sekarang ini mungkin hanya sebagian kecil dari apa yang mereka rasakan… kalau benar ini adalah sirap dari Dukun. Pun, imajinasi yang mereka sebutkan, juga sebenarnya bisa dilakukan dengan memuntir kuasa Keinginan dalam kepala. Tapi yang barusan kualami… tampaknya unik.

 

“Muridku.”

 

Aku tertegun sejenak. Tidak kusadari kalau ternyata guru sudah berada di sebelahku. Pengalaman barusan sepertinya menumpulkan sensitivitasku sedikit.

 

Aku melihat ruangan sudah berubah warna menjadi abu-abu. Berarti benar adanya ini guru. Aku beringsut bangun, aku harus menyapa beliau.

 

“Tak usah bangun dulu. Kamu baru saja menjalani Pencerahan sebagai Vizmasta.”

“Pencerahan?”

“Momen mendapatkan kekuatan unik bagi Vizmasta.”

Oh… guru tidak pernah mengajarkanku tentang Pencerahan. “Kamu beruntung. Tidak semua Vizmasta mengalaminya karena paradox dari fenomena ini. Semakin mengetahui, semakin susah didapatkan, semakin dikejar semakin jauh adanya. Kami semua yang mengalami rata-rata setuju tidak mengajarkan ini pada Vizmasta didikan karena sifatnya…” guru terdiam sebentar.

“Sifatnya terlalu dekat dengan Takdir,” pungkasku. Dapat kurasakan getir ironi dari guru yang terdiam.

 

“Kamu pasti merasakan dunia berubah. Telingamu bisa mendengar suara emosi lebih jelas, matamu bahkan bisa melihat apa yang sebelumnya tak mungkin terlihat. Kudengar ada yang bisa melihat suara emosi atau bisa melihat menembus ruang tanpa harus mengaktifkan Kekuatan Keinginan.”

Aku memandang sekeliling. Benar kata guru. Memang terasa dunia berubah. Harusnya remang abu-abu ini menyulitkanku mengenal warna objek tapi kenyataannya aku bisa tahu warnanya dengan jelas (walau masih terlihat abu-abu).

“Tiap-tiap Vizmasta berbeda. Kadang mereka mengalami semua kemampuan tapi sehabis itu menyisakan satu kemampuan saja. Seperti…” guru berdeguk. Kudengar keengganan yang luar biasa keras darinya.

 

“Kuasa Takdir memilihkan apa yang terbaik untuk Vizmasta tersebut,” sambungku diikuti anggukan lemah guru.

“Aku mendapat kemampuan memindai Keinginan siapapun dari jarak jauh. Ada yang menjadi lebih ahli dalam penggunaan elemen dasar atau elemen primal. Ada pula yang kemampuan fisiknya menguat. Bisa jadi ada lagi, tapi kami tidak mencatatnya.”

Banyak sekali kemungkinannya…

“Tentu saja, kamu harus beradaptasi dulu dengan tubuhmu. Satu persatu kemampuan barumu akan menghilang sampai akhirnya tersisa satu.”  

 

Aku kembali mengeraskan genggaman di tubuhku. Kondisi ini… “Apakah ada dampak buruknya?” guru mengelus janggut dan tampak bingung “Seperti jadi bodoh misalnya?” contoh itu makin membuat beliau bingung.

“Kudengar tidak ada yang sampai merusak badan. Meski… tak jarang Pencerahan membuat Vizmasta berubah tabiat.”

Aku berdeguk. Tambah kuat bisa saja membuat congkak atau lupa diri. Atau… karena semakin sensitif jadi lebih waspada akan ancaman dibanding biasanya. Kewaspadaan yang terlalu dipacu akan menjadi ketakutan. Bahkan bisa jadi mengganggu karena fokus keinginan akan terhambat oleh ketakutan.

 

Berarti bisa jadi ini ujian. Lebih lagi, bisa jadi perubahan ini mengancam penyamaranku. Apapun yang berubah bisa jadi dicurigai. Apalagi, aku tidak tahu jelas apa yang Adinda pelajari secara mendalam. Apa yang akan kukatakan pada mereka kalau tiba-tiba fisikku menguat padahal Adinda adalah Mentalist yang berkutat pada pemahaman Mantra? Atau sebaliknya, tiba-tiba bisa mendayagunakan Mantra secara maksimal padahal selama ini tidak pernah berlatih.

 

Meski begitu, fenomena barusan ini memang memancing penasaranku. Mengingat pengalaman malam sebelumnya yang cukup berbahaya.

“Kalau boleh kutahu, apa saja yang para senior dan guru ketahui tentang Pencerahan?”

 

Lihat selengkapnya