Blurb
Ketika kebenaran dan kebaikan tak tahu harus dikemanakan. Ketika kejahatan dan keburukan berangsur pulih. Kelimpungan, diombang-ambing bujuk rayu semesta. Akhirnya membaur jadi satu. Belum paham mana yang benar-benar baik dan mana yang benar-benar buruk. Menjadi semakin rancu. Apa betul di dalam pikiran manusia sebenarnya bertebar pola pikir bobrok yang selalu sama? Yang mulanya mengatur lalu lalang citra moralitas dan sebagainya, kini dipermainkan akal sehat & nalurinya sendiri. Menjadi bukan manusia.
Pertama, tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya takut salah, salah melakukan kebenaran atau murni disalahkan keadaan. Kedua, takut salah. Akhirnya tak tau harus berbuat apa, takut melakukan kesalahan atau takut disalahkan nurani. Ketiga, takut benar. Akhirnya tak tahu harus berbuat apa, takut melakukan kebenaran atau takut dibenarkan ego dan nafsu.
Arsha selalu rajin datang ke kampus. Beberapa semester belakangan dia baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai asdos, sebab dia termasuk salah satu mahasiswa pandai di angkatannya. Bila ada waktu senggang, hampir setiap waktu Arsha selalu mengunjungi perpustakaan. Hingga beberapa buku ilmiah dari berbagai macam keilmuan pun habis dibaca dan ia telaah dengan seksama, bukan untuk tugas kuliah maupun kegiatan organisasinya. Tetapi lebih tepatnya untuk memenuhi hasrat pada imajinasi hobinya. Gemar sekali Arsha mensketsa (sekedar corat-coret) dan menulis cerpen maupun novel (sekedar draft). Dari keduanya, dia selalu menempatkan Arga sebagai tokoh utama dalam karya bergenre thrillernya. Namun, entah kenapa belum pernah terselesaikan ceritanya hingga tuntas. Masih terlalu takut dan bingung mencari cara untuk menuntaskan cerita Arga dalam rangkaian percobaan pembunuhan.
Ketika Arsha hampir menemukan cara menuntaskan selubung karya gelapnya, tiba-tiba Zevi datang kembali dalam kehidupannya. Mantan kekasih Arsha.