Mentari tengah memancarkan sinarnya dari arah timur, suara ayam jantan membuat seseorang menggeliat. Matanya perlahan membuka, rasa kantuknya masih bertahan. Baru saja ia meraih bantal guling untuk kembali terlelap, suara nyaring itu mengurungkan niatnya.
SatriaMe Is calling ...
Matanya membuka dengan mudah ketika nama kontak itu memanggilnya. Dengan cepat ia menekan ikon berwarna hijau, kemudian meletakkan ponselnya di telinga.
"Hallo, apa benar ini dengan Madya Afnaya?" sapa si penelepon.
Madya tersenyum lebar. "Euu, dengan siapa ini?" Ia berpura-pura sambil terkekeh geli.
"Saya Satria, yang nama kontaknya SatriaMe oleh pacar saya."
"Ada apa pacarku?" Madya menjawab dengan wajah yang merona.
"Jangan bilang saya pacar anda ya, saya itu pacarnya Madya Afnaya. Jadi, cepat panggilkan."
"Ihh, ini aku Madya Afnaya," ucapnya menggerutu.
"Hehe, aku tebak kamu pasti baru bangun, ya 'kan?"
"Tau aja kamu. Belajar ngeramal dari siapa?" Madya bangun dari posisi tidurnya.
"Siapa bilang aku belajar ngeramal?" kekehan terdengar dari sana.
"Serah deh, mau gombal lagi pasti." Madya memutar bola matanya malas padahal dalam hatinya sudah berpesta ria.
"Mana bisa aku belajar ngeramal. Orang setiap harinya udah penuh buat mikirin kamu."
Sudut bibir Madya terangkat. "Tarik siss." Kelakar Madya membuat lelaki itu juga tertawa.
Madya menuangkan satu botol susu dingin ke dalam gelas. Kemudian meraih roti yang setelahnya ia olesi dengan selai cokelat. Ponselnya tergeletak di atas meja, tapi ia masih bisa mendengar suara kekasihnya itu.
"Weekendnya jangan dipake buat rebahan terus, gak baik."
"Ih, aku gak rebahan cuma menikmati waktu aja." Madya menggigit roti berlapis cokelat yang telah dibuatnya.
"Udah, abis sarapan roti mandi terus dandan ya." Instruksi Satria.
"Kok, tau lagi sarapan roti?" Dengan kunyahan yang penuh Madya bertanya.
Di tempatnya Satria hanya tersenyum dengan kekehan kecil. "Dari suara kamu aja aku udah bisa bedain, udah cepetan sarapannya. Aku jemput jam delapan." Satria melirik jam, butuh setengah jam untuk gadis itu bersiap.
"Ehh, mau ke mana?" tanya gadis itu setelah meminum susu yang beberapa lalu ia tuangkan.
"Mau menikmati waktu," kata Satria membuat Madya tersenyum senang.
"Oke."
"Inget ya jam delapan aku jemput. Bye!" Satria menekan ikon merah, memutus panggilannya dengan Madya.
Setelah melihat jam dinding, Madya terbelalak. Hanya butuh setengah jam? Yang benar saja. Namun ocehan itu tak bisa ia lontarkan karena si empu yang menelepon malah mematikannya sepihak.
"Ih dasar Satria. Pacar siapa sih kamu! Ngeselin banget." Madya berbicara sambil memandang foto lelaki itu yang ia pasang di lookscreen.