Sementara

Mega Rohayana
Chapter #8

Pertemuan Dua Perempuan

Angin berembus begitu kencang, melambai untuk mengajak setiap orang menari bersama. Beberapa orang kini hanya bisa memeluk bahu masing-masing, berharap dingin yang menyergap iu terganti.

"Sorry ya Madya. Gue tau kalo Satria itu luluhnya cuma sama elo, doang." Lelaki berambut panjang sebahu itu menyengir.

Satria mengambil alih tangan Madya, kemudian menggenggam tangan itu untuk meringankan hawa dingin sekitar.

"Terus aja lo manfaatin cewek gue! Makannya kalo mau kemana-mana, cek dulu tuh mobil!" sinis Satria yang terus menatap sahabatnya itu dengan murka.

"Ck, oke gue salah. Iya sorry Satriaaaa!" balasnya dengan memanjangkan nama sahabatnya itu.

Beralih menatap Madya yang hanya tersenyum. Erlan pun kembali buka suara, "itu tuh seorang Satria. Gak pernah ikhlas emang kalo bantuin sahabatnya, apalagi kalo lagi pacaran, duh! Lupa dirinya keluar!" ucap Erlan tentu mendapat reaksi tak baik dari si punya nama.

Baru saja ingin menjitak, Satria tertahan gandengan kekasihnya untuk tetap diam. Ya, genggaman tangan sebelumnya memang sudah beralih. Madya memeluk lengan kekasihnya dengan erat sebab dingin begitu merayapi tubuh.

Melihat adegan romantis itu, Erlan yang notabennya jomblo berdecak sebal.

"Tau gue, kalian itu pacaran. Tapi gak usah mesra-mesraan di depan jomblo juga kali!" gerutunya, tapi Satria malah semakin menarik kepala gadis itu untuk bersender di bahunya.

Sungguh laknat memang sahabat satunya ini -batin Erlan sambil menggigit jari telunjuknya--kesal.

Saat Madya dan Satria terkekeh melihat tingkah aneh dari Erlan, suara lembut khas perempuan membuat mereka menengok seketika

"Oh, akhirnya datang juga Sat," ucapnya dengan senyum merekah, tapi saat matanya beralih menatap sosok yang menggandeng lengan itu, ada rasa kecewa dari wajahnya.

Erlan tahu arah tatap perempuan itu. "Ini, Madya. Pacarnya Satria." Seketika Madya pun mengulurkan tangan, tersenyum ramah.

Arin.

Madya senang bisa bertemu dengan sahabat dari Erlan, terlebih perempuan. Jadi, jika sedang liburan bersama ia tidak menjadi satu-satunya perempuan yang kadang diperhatikkan tidak baik oleh orang -orang.

Perbaikan mobil Erlan berjalan begitu alot. Kadang, kedua lelaki itu juga ikut membantu montir yang sengaja Satria bawa tadi.

Madya dan Arin duduk di sebuah pos ronda yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi, melihat tempatnya yang sepi seperti ini.

Malam mulai memperlihatkan gelapnya, suara angin dan jangkrik menjadi backsound tempat ini. Dua lelaki yang penuh dengan keringat dan baju yang tak lagi bersih itu berjalan menghampiri.

Kedua perempuan itu beringsut dari duduknya--menyambut. "Nih, sapu tangan buat bersihin cemong mukanya." Arin menyodorkan sapu tangan yang ia ambil dari saku, perhatian itu membuat Madya tersenyum kaku.

Satria dengan santai mengambilnya kemudian menyapu noda oli di wajahnya. Sedangkan Erlan berdecak. "Satria aja yang di kasih. Buat gue mana?" tanya Erlan memutar bola matanya malas.

"Eh sorry Lan, gue cuma punya satu," ucapnya dibuat merasa bersalah, meski setelahnya ia menimpali dengan ejekan.

Erlan melirik Madya. "Inget loh Rin, dia udah ada pawangnya," ucapnya, sontak saja memberhentikan aktivitas Satria yang kemudian melirik kekasihnya.

Lihat selengkapnya