Semesta

MiiraR
Chapter #10

Indah

“Ayah dengar kamu putus sama Indra” ucap ayahnya.

Indah mengangguk. “Indra yang bilang?” tanya Indah memastikan.

“Kamu tuh mau cari yang kaya gimana lagi si ndah. Dia kurang apa?”

“Harusnya kamu bersyukur masih ada yang mau sama kamu” timpal ayahnya lagi.

Indah melihat ke arah ayahnya, kemudian menggeleng tak percaya.

“Dia lulus, langsung kerja di perusahaan ternama pula. Sedangkan kamu?” tanya ayahnya lagi.

“Masih terjebak di bangunan tua ini. Udahlah kita jual aja ya” ucap ayahnya melambatkan suaranya.

Indah menggeleng. Kemudian beranjak dari tempatnya.

“Ayah perlu apa?” tanya Indah langsung ke intinya.

“Berikan sertifikat tanah ini” ucap ayahnya.

“Indah gak bisa yah” ucap Indah terdengar sesak.

“Rumah, mobil, tanah lainnya udah Indah kasih, ayah mau apa lagi?” tanyanya sambil terisak.

Ia menurunkan tubuhnya yang terasa lemas.

Ayah Indah ikut berdiri. Langkahnya berjalan maju mendekati Indah, ujung sepatunya menyentuh tubuh Indah dengan keras. Membuat Indah tersungkur. Selanjutnga, ia menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh Indah.

Indah menggerakkan tubuhnya, mencoba menjauh, matanya nanar, ia menggigit bibir bagian bawahnya, nafasnya tersengal-sengal.

Ayah Indah tersenyum. Kemudian tangannya menyentuh bahu Indah.

“Kembali hubungi Indra atau serahkan kafe ini” ucapnya.

Indah menggeleng, menolak permintaan ayahnya.

“Ok. Kita liat berapa lama lagi kamu bertahan di sini” ucap ayah Indah, kemudian membangkitkan tubuhnya. Langkahnya berjalan menjauhi Indah lalu bergerak menuju kasir kafe.

****

Mata Akbar terbelalak, mendengar suara tangisan di dalam kafe. Ia membuang kuntung rokok lalu menginjaknya.

“Berhenti” cegah Fadly menahan Akbar yang sudah menyentuh gagang pintu.

Akbar menghentikan langkahnya. Lalu pandangannya melihat tajam ke arah Fadly.

“Biar in, ini udah biasa”

Akbar mengernyitkan dahinya.

“Udah biasa, tapi lo tetap diam aja?” tanyanya dengan nada yang tinggi.

“Terus, gue harus ngapain?” ucapnya sambil beranjak dari tempatnya. Melangkah mendekati Akbar.

“Lo pikir dengan cara lo bantuin dia sekarang. Dia bakal berterima kasih sama lo?” tanyanya.

Lihat selengkapnya