“Udah Datang?” sapa Dita kepada indah yang masih berada di dalam mobil.
Indah mengangguk, mengiyakan ucapan Dita. Lalu, Ia keluar dari mobil miliknya setelah mobil itu terparkir rapi di halaman sebuah minimarket. Terlihat dua mobil yang sudah terparkir sebelumnya.
Terlihat Ajeng, icha, dita, Fadly, dan Lukman tengah berada di bebangkuan minimarket.
“hai” sapa kelimanya, sambil melambaikan tangan ke arah indah.
Indah melambaikan kedua tangannya, membalas sapaan ke lima temannya. Kemudian ia berlari kecil, menghampiri teman-temannya.
Di belakangnya terlihat Akbar mengikutinya. Dengan mengenakan celana pendek juga jaket berwarna hitam dengan dominasi warna putih. Tak lupa ia mengenakan topi berwarna hitam. Terlihat kaos kaki yang ia pakai terpasang di kakinya dengan panjang yang hampir menutupi betisnya.
“gue juga ngga?”t anya Fadly ketika melihat indah memeluk satu persatu temannya.
Indah membelalakkan matanya, menolak ucapan Fadly.
“Sini mas” ucap Fadly kepada akbar.
Akbar mengangguk, kemudian menghampiri teman-teman indah. Ia mengepalkan tangannya, kemudian mengangkat tangannya ke arah Fadly. Mengajaknya bersalaman dengan menyentuhkan bagian ujung kepalan tangannya.
“Akbar” ucapnya memperkenalkan diri ke salah satu pria yang berdiri di dekat Fadly.
“lukman” balasnya. Sambil mengangkat tangannya, bersalaman dengan Akbar.
“udah Datang semuanya?” ucap salah seorang dari balik pintu minimarket.
Indah menoleh kearah sumber suara.
“indra” gumamnya. Melihat kehadiran Indra.
Kelima temannya mengangguk serentak, begitu pun dengan Akbar. Berbeda dengan indah ia terlihat mematung. Beberapa detik kemudian ia menyunggingkan senyumnya, canggung.
“biar ga terlalu siang. Yu jalan sekarang” ajak Ajeng.
Semuanya menyetujui ucapan Ajeng. Lalu bergegas ke mobilnya masing-masing.
Ajeng, Icha, Fadly, juga Dita. Menaiki mobil yang sama, milik Dita mobil keluaran Honda, tipe CR-V berwarna merah. Sedangkan, Lukman terlihat menaiki mobil milik Indra. Tipe Hilux berwarna silver. Di bagian kabin belakang mobil terlihat sudah penuh dengan peralatan kemping.
“jadi, indah yang menyetir?” tanya Indra ketika melihat indah berjalan ke sisi kanan mobilnya.
Indah menghentikan langkahnya, lalu berbalik melihat kearah Indra dengan sorot mata yang tajam.
“Kenapa? Mau ikut mobil ini?” ajak Indra sambil menyentuh bagian mobilnya.
Indah menggeleng.
“ayolah. Naik aja. Aku yang nyetir” ujar Indra lagi mengejek. Dengan membusungkan dadanya.
“ngga” tegas indah.
“Perjalanan ke Pangalengan jauh loh. Medannya juga cukup sulit” ucap Indra lagi.
“Ngga” ucap indah lagi. Kemudian ia berjalan memasuki mobil miliknya.
###
“Indra tuh kenapa sih?” ucap indah menggerutu di dalam mobilnya.
Akbar menoleh ke sisi kanannya. Lalu, menatap kearah indah.
"Lagian ngapain juga dia ikut" gerutunya lagi.
Hening, Akbar diam tak meladeni ucapan indah.
“kamu juga?” ketus indah setelah melihat ke arah Akbar yang sejak tadi diam.
Akbar mengernyitkan dahinya.
“aku?” tanya Akbar sambil menunjuk dirinya sendiri.