Semesta

MiiraR
Chapter #23

Pencarian

Dharma terdiam dikantornya. Tubuhnya duduk di kursinya dengan kaki yang terlihat memanjang di meja. Kepalanya menegak ke atas, dengan mata yang terpejam.

Kring,kring, kring.

Terdengar suara telepon berbunyi.

“Halo” ucapnya setelah meletakkan gagang telepon di telinganya.

“Udah ketemu?” balasnya mengikuti. “dimana?” tanyanya kemudian dengan saksama mendengarkan jawaban peneleponnya.

Kurang dari lima menit ia sudah beranjak keluar dari ruangan kerjanya.

****

“Serius mau pulang pake baju gitu?” tanya Dita yang melihat Akbar keluar dengan satu set training abu-abu miliknya.

Indah melihat kearah Akbar. Lalu, matanya melihat dari atas hingga bawah.

Akbar mengangguk yakin. Kemudian ia bergegas membereskan tenda lalu mengumpulkan sampah-sampah sisa teman-temannya. Mengumpulkannya di bagian ujung.

Tigapuluh menit berlalu. Langit sudah mulai gelap.

“Kita duluan ya?” ujar Fadly dari balik setir kemudi mobil Dita.

Indra, Akbar, Indah dan Dita mengangguk serentak. Lalu mereka segera menaiki mobil Indra. Dengan posisi berbeda kini Akbar duduk di depan tepat di samping kiri Indra menggantikan Dita yang kini duduk di belakangnya.

Indra mengencangkan sabuk pengamannya. Lalu tangannya bergerak menghidupkan mesin. Tangan kirinya menyentuh pegangan rem tangan lalu melepasnya diikuti dengan kakinya yang menginjak pedal gas.

“Baru pertama bar?” tanya Dita.

Akbar mengangguk dengan senyum yang masih menungging.

Indra menoleh ke sebelah kirinya lalu menggeleng.

“Emang sebelumnya ga punya teman?” tanya Dita lagi penasaran.

“Ada” jawab Akbar.

“Cuman udah meninggal" lanjutnya lagi dengan ekspresi datar.

Indah menatap Akbar dari kursinya. Tertarik, dengan ucapan Akbar. Ini pertama kalinya bagi indah mendengar tentang kehidupan Akbar.

Dita terdiam, kaget dengan jawaban yang Akbar berikan.

“Gapapa, santai aja. Lagian udah lama juga” lanjut Akbar sambil menoleh kearah Dita.

“Kapan?” tanya indah melanjutkan.

“Sekitar 6 tahun yang lalu. Kalo ga salah tahun 2009” sambungnya lagi menjelaskan.

“Emang lo dari mana masa ga punya teman?” tanya Indra ikut bergabung dalam obrolan.

Akbar terdiam. Kemudian matanya mengarah ke jendela mobil. “Australi” jawab Akbar pelan.

Terlihat ketiganya tersenyum mendengar jawaban dari Akbar.

“Beneran” ucap Akbar meyakinkan.

Indra terkekeh menahan senyumnya.

“SMA dimana? di Negeri?” tanya Dita kembali bergabung.

Akbar menggeleng.

“Kalau gitu pasti Swasta” ujar indah.

Akbar kembali menggeleng.

“Terus?” tanya Dita dan Indar bersamaan. Dengan tubuh yang berdekatan.

“Internasional” jawab Akbar datar.

“Awww” ujar Jndah dan Dita setelah kepala mereka berbenturan karena Indra yang tiba-tiba menginjak remnya.

Kemudian indra menoleh ke samping kirinya. Perlahan-lahan ia kembali menginjak gas mobil miliknya.

“Yaah, bercanda mulu nih” ujar Dita kemudian ia merebahkan punggungnya ke bagian belakang kursi. Tak tertarik dengan ucapan Akbar.

Berbeda dengan kedua perempuan di belakangnya. Sorot mata Indra terlihat kaget dengan setiap jawaban yang diberikan Akbar.

“Dimana?” tanya Indra lagi.

Akbar melihat kearah Indra.

Lihat selengkapnya