Pukul 13.00.
“Waahhhh” ujar Icha berseru. Setelah melihat lantai dua kafe milik indah.
Ruangan penuh debu itu kini sudah jauh lebih baik. Warna putih pucat kini sudah berganti dengan warna abu-abu gelap. Sorotan cahaya matahari yang menembus jendela menambah indah ruangan itu. Di dalamnya terlihat tubuh Akbar yang tengah duduk di bagian ujung tangga dengan tangan yang memegang kuas lalu tangannya bergerak dari atas dan ke bawah menutupi salah satu sudut yang masih berwarna putih.
Icha mengeluarkan ponselnya lalu tangannya bergerak mengarahkan kamera menuju tubuh Akbar.
Klik
Terdengar suara kamera dari telepon berbunyi. Mengisi seluruh ruangan yang hening.
Akbar menoleh lalu pandangannya bergerak ke bawah, melihat Icha yang tengah terdiam mematung.
Icha memegang erat ponselnya lalu mulai menurunkan tangannya menyadari tatapan Akbar.
Akbar tersenyum kemudian ia kembali melanjutkan aktivitasnya.
“Makan dulu Bar” ujar Icha dengan suara yang bergetar.
Akbar mengangguk kemudian tangannya terlihat bergerak ke atas menarik sebuah garis. Perlahan warna garis itu terlihat menyatu dengan bagian sisi dinding yang sudah di catnya.
****
“Dari kapan Fad? Bukannya dari kemarin dia tidur ya?” tanya Icha penasaran.
Fadly menggeleng tak tahu.
“Serius, masa ngga tahu?” tanya Icha lebih penasaran.
Trek
Terlihat Akbar keluar dari kamar mandi. Kemudian ia berjalan menghampiri kedua temannya yang sudah duduk di salah satu meja kafe.
Keduanya saling mengarahkan pandangan.
Terlihat Akbar yang berjalan lunglai. Sesekali wajahnya terlihat meringis menahan rasa sakitnya.
“Serius ga perlu ke rumah sakit?” tanya Icha spontan.
Akbar terdiam kemudian pandangannya melihat ke arah Icha dan Fadly bergantian.
Beberapa detik kemudian ia mengarahkan jari telunjuknya mengarah ke dirinya sendiri dengan sorot matanya ia bertanya ke arah Icha.
Icha mengangguk mengiyakan.
“Gak usah, gak perlu ”ujar Akbar kemudian ia ikut bergabung dengan keduanya.
Tangannya bergerak meraih satu kotak sterofom yang terletak di meja. Tak lama setelahnya ia mulai membuka sterofom. Terlihat mie ayam yang terbungkus oleh plastik juga dua potong pangsit di bagian luarnya. Akbar memindahkan dua potong pangsit ke sterofom bagian satunya kemudian ia mulai menuangkan mie ayamnya.