Semesta

MiiraR
Chapter #37

09 Mei 2009

Flashback 09 Mei 2009

“Huhhhhh”

Terdengar suara riuh dari penonton beriringan dengan suara dari pantulan bola basket yang menyentuh lapangan. Suaranya bergema, menambah panas suasana di gedung olahraga itu.

Ravi, pria dengan tinggi semampai juga kulit yang berwarna putih terlihat begitu mencolok. Ia mengenakan kaos bernomor dua puluh tujuh. Mata nya tajam seperti elang, gerakan tubuhnya sangat cepat. Sejauh ini, ia sudah mencetak angka cukup banyak untuk timnya.

Priiiitttt

Permainan selesai, setelah bunyi peluit di tiup wasit.

Ravi menghela nafasnya. Bibirnya tersenyum puas setelah mendapat kemenangan bersama timnya.

Langkahnya berjalan melewati setiap orang dengan tangan yang terangkat bersalaman dengan rekan-rekannya.

Ia terus berjalan menuju sudut tribun. Dari tempatnya terlihat Akbar yang tengah duduk di salah satu kursi dengan headset yang terpasang di telinganya juga handphone yang berada di genggamannya.

Ravi menghentikan langkahnya tepat di hadapan Akbar.

Akbar diam tak menghiraukan keberadaan Ravi.

“Masih main game?” tanya Ravi kemudian kepalanya melihat ke arah perempuan yang duduk di samping Akbar. Pakaian seragam masih terpakai di tubuh perempuan itu, begitupun dengan Akbar.

Jenny mengangguk, mengiyakan pertanyaan Ravi.

“Isshh” ujar Akbar menggerutu setelah headset terlepas dari telinganya. Kemudian matanya bergerak melihat ke arah Ravi dengan tajam.

Ravi tersenyum menyeringai.

“Apa? ha?” ujarnya terdengar menantang.

Akbar mengalihkan pandangannya dari Ravi. Kemudian ponselnya ia masukan ke dalam saku seragamnya.

“Nah, gitu dong. Fokus sama ada yang ada di sekitar lo” ucapnya, kemudian matanya mengarah ke arah Jenny.

“Kasihan kan jennynya di anggurin” lanjutnya lagi.

“Ih apaan sih” ujar Jenny membantah.

Akbar diam, dengan mata yang bergantian menatap kedua sahabatnya.

“Jadi siapa yang menang?” tanyanya polos.

“Siapa lagi, gue lah” jawab Ravi membanggakan dirinya.

“Nih” ujar Jenny memotong sambil menyerahkan satu botol minuman ke arah Ravi.

Ravi menatapnya lebih dalam, kemudian bibirnya tersenyum.

Akbar menunggingkan senyumnya melihat tingkah laku sahabatnya itu.

“Kalau minum tuh duduk” ujar Jenny memperingatkan.

Ravi menurunkan botol minumannya. Kemudian tubuhnya beranjak pindah duduk di dekat Jenny.

Tangannya kembali mengangkat, seperkian detik kemudian ia menegak minumannya membasahi kerongkongannya yang terasa kering.

####

Pukul tujuh malam.

Sebuah motor sport terhenti di depan minimarket, sang pemilik masih mengenakan seragam sekolahnya.

Lima detik kemudian tangannya bergerak melepaskan helm dari kepalanya.

Tap

Langkahnya berjalan memasuki pintu minimarket. Pandangannya bergerak mengitari setiap sudut. Dengan langkah yang lunglai ia berjalan menuju rak minuman.

Lima menit setelahnya ia berdiri di depan kasir. Di depannya terlihat seorang perempuan dengan tinggi sedadanya. Pakaiannya terlihat lusuh, satu tas besar berada di punggungnya.

“Sekalian ini mbak” ujarnya dengan tangan yang meletakkan satu kaleng minuman bersoda.

Perempuan itu menoleh. Akbar menghiraukannya, tangannya kembali bergerak mengeluarkan kartu miliknya.

Lihat selengkapnya