Semesta

MiiraR
Chapter #39

Pahlawan?

Kedua mata Akbar terpejam namun telinganya masih bisa mendengar kebisingan di luar.

Suara mesin mobil terdengar berhenti.

Tap tap tap tap

Terdengar langkah dan decitan dari sepatu yang saling bersahutan.

"Akbar" ujar seseorang memanggilnya.

Akbar diam tak menjawab.

“Akbar” panggil orang itu lagi.

Ia masih terdiam di posisinya.

“Ini mimpi” sahutnya dalam itu.

“Bar, ini bapak” ucapnya memanggil Akbar kembali.

Akbar membuka kedua matanya.

Kakinya terlihat menekan ke lantai, membangkitkan posisinya.

"Pak Baron" ucapnya menyadari kehadiran Baron di balik jeruji.

Baron tersenyum.

"Maaf baru datang" ujar Baron.

Akbar tersenyum seperti anak kecil yang melihat pahlawannya.

"Yuk pulang" ujar Baron.

Akbar mengangguk kemudian ia berjalan menuju pintu keluar ruangan. Di depannya terlihat seseorang dengan bertubuh gempal.

Akbar menaikkan kedua lengannya.

Trek

Bogol terlepas dari tangannya.

“Mohon maaf atas kesalahpahamannya” ujar salah seorang polisi meminta maaf kepada Akbar dan Baron.

Baron mengangguk mengiyakan ucapannya.

Berbeda, dengan Akbar yang terus berjalan keluar dari kantor polisi dengan tangan yang terlihat bergerak memutar meregangkan tangannya yang terasa kaku.

Lima belas menit berlalu. Kini keduanya tengah berada di sebuah mobil mewah. Baron duduk di belakang kemudi sedangkan Akbar duduk di kursi penumpang bagian depan.

“Akbar bikin masalah terus ya” ujar Akbar.

Baron terkekeh tersenyum.

“Mainnya jangan kejauhan bar, apalagi sampai di kurung begitu” ujar Baron.

Akbar diam, tak menjawab. Wajahnya terlihat mengarah keluar jendela.

“Kenapa bisa main ke sana?" Tanya Baron.

“Akbar lihat ayah” jawabnya kemudian terdiam.

Baron menoleh ke arah samping kirinya menatap Akbar.

“Bareng sama cewek. Akbar kesal, ga suka lihatnya” lanjutnya, kemudian ia menghela nafasnya.

Baron mengangguk mengerti.

“Jadi, Akbar ikutin ke hotel” ucap Akbar.

Baron mengernyitkan dahinya.

“Akbar pikir itu cuma urusan bisnis pa. Tapi, kayanya bukan deh” lanjutnya lagi.

“Kenapa?” tanya Baron.

“Akbar nunggu di sana lama banget. Tapi ayah ga keluar lagi” ucap Akbar terdengar putus asa.

Lihat selengkapnya