“Akbar” panggil seseorang pria paruh baya itu.
Akbar tersenyum, membalas sapaannya. Kemudian langkahnya berjalan menghampiri pria tua itu.
“Pak Daniel” ucap Akbar mengawali pembicaraan dengan tangan yang terangkat meraih lengan pria, yang di panggilnya Daniel itu.
Daniel mengangguk mengiyakan kemudian tangannya bergerak membalas sapaan Akbar.
Bug
Ia meraih Akbar ke dalam pelukannya. Kemudian menepuk-nepuk punggung Akbar.
“Wah udah lama sekali bar. Pangling bapak” ujarnya berseru.
Akbar mengangguk mengiyakan. Tangan kirinya terangkat membalas pelukan Daniel.
“Bar” panggil shakti.
Akbar menoleh ke sumber suara.
Shakti menaikkan alisnya memberi perintah.
Akbar mengangguk mengiyakan. Langkahnya berjalan mundur satu langkah menjauh dari Daniel. Selanjutnya ia berjalan menghampiri beberapa orang petinggi yang berkumpul di sebelah kanan ballroom hotel.
“Malam pa” sapanya kemudian mengangkat tangannya untuk menyalami beberapa orang itu.
Dibjo, Tama, Wishnu, serta seorang perempuan bernama Atiek membangkitkan tubuhnya. Membalas sapaan. Kelimanya tenggelam dalam obrolan yang cukup lama.
Seseorang dengan menggunakan dress berwarna merah cerah memasuki ruangan. Langkahnya, terhenti. Melihat sosok Akbar di tengah kerumunan. Langkahnya berjalan mundur. Rasa sesak memenuhi dadanya kali ini.
“Huh” ia mencoba mengatur nafasnya.
Tak lama setelahnya ia mulai berjalan kembali. Lalau duduk di salah satu bangku tamu.
“Pak “ ucap seseorang memanggil.
Akbar menoleh ke sumber suara.
Kemudian staf itu mencondongkan tubuhnya, berbisik kepada Akbar.
Akbar mengangguk mengerti setelah mendengan ucapan pria itu. Ia beranjak dari tempatnya.
“Bu, pak Akbar tinggal dulu ya” ujarnya berbicara sopan.
Atiek menatap ke arah Wishnu, tak percaya dengan sikap yang di tunjukkan Akbar. Begitupun dengan kedua orang lainnya yang beraksi sama, heran.
####
Dharma berjalan menuju dapur apartemen miliknya. Tangannya terangkat meraih sebuah botol anggur yang terletak di rak paling atas.
Klak
Suara botol terbuka.
Dharma mengangkat botol minuman itu kemudian langsung mendekatkan ujung botol ke ujung bibirnya.
Glek, glek, glek.
Ia menegak minuman itu dengan tubuh yang bersandar ke lemari. Beberapa menit kemudian langkahnya terlihat gusar berjalan menuju ruang tengah.
Bug
Ia membanting kan tubuhnya ke sofa. Tangan kirinya bergerak meraih remote yang berada di meja. Tiga detik kemudian layar tv mulai menyela.
(Suara khas dari tv mulai terdengar)
“Selanjutnya, kita akan beralih ke berita eksklusif. Kali ini datang dari salahsatu keluarga konglomerat.” di layar terlihat nampak siluet jelas milik Akbar.
Dharma terdiam, kemudian matanya bergerak melihat ke arah tv.
“Ya keluarga Shakti utama” ujar sang pembawa acara.
Dharma terperanjat dari tempatnya.
Selanjutnya terlihat sebuah video yang menunjukkan kedatangan Akbar yang berjalan beriringan dengan shakti melewati karpet berwarna merah itu.
"Sialan" gumam dharma. Kemudian tubuhnya beranjak menuju kamar miliknya.
“Hei brengsek” panggil dharma melalui sambungan telon miliknya.
Tak ada suara yang terdengar dari balik telepon.