Semesta

MiiraR
Chapter #42

Meeting

Flashback 09 Mei 2009

Jam sebelas malam.

Sebuah ranjang berjalan terlihat di dorong oleh dua orang petugas rumah sakit. Di belakangnya terlihat Baron dan Jenny yang berjalan beriringan mengikuti ranjang itu.

Tak lama setelahnya, Terlihat Akbar yang juga ikut berjalan di belakangnya. 

Akbar membalikkan tubuhnya, berbalik arah. Langkahnya berjalan cepat keluar dari rumah sakit.

Ia berhenti di trotoar jalanan. Tangannya bergerak melambai mencoba menghentikan taksi yang berjalan melewatinya.

Tiga puluh menit kemudian ia sampai di sebuah gudang yang kumuh. 

Tubuhnya bergetar hebat dengan tangan yang mengepal kuat. Ia berjalan dengan cepat memasuki gudang itu. 

Di ujung lorong terlihat seseorang yang tengah duduk dengan kepulan asap yang masih keluar dari ujung batang rokok.

“Sudah datang” ujar orang itu.

“Keluar lo” ucap Akbar kasar. Ia berjalan menghampiri seseorang yang masih terduduk di tempatnya.

Tangannya bergerak dengan cepat. Menyeret, tubuh laki-laki yang tak di kenalnya.

Bug 

Ia melayangkan pukulan dari tangan kanan dan kirinya, secara bergantian. Tak ada jeda, semuanya terjadi begitu cepat. Darah sudah keluar dari mulut dan hidungnya.

Sebuah kilatan cahaya, terlihat memancar ke arahnya.

Tangan Akbar terdiam, menyadari seseorang yang terkapar itu bukan Reno.

“Mana Reno?” tanya Akbar.

Pria itu terlihat terkapar, terdiam.

“Jawab anj*ng” ucap Akbar dengan keras.

“Disini” ucap seseorang dengan suara yang familiar untuknya.

“Wahh” Akbar berdecak kesal. Kemudian ia beranjak dari tempatnya, menghampiri Reno.

Buggg

Dentuman keras terdengar.

Akbar menghentikan langkahnya, tepat tiga langkah di depan Reno. Beberapa detik kemudian tubuhnya terkulai lemas setelah benda keras mengenai belakang kepalanya. Tubuhnya ambruk dan pandangannya kabur.

“Bodoh” ucap Reno.

“Jangan datang sendiri” lanjutnya. Kemudian kakinya berjalan dua langkah menghampiri Akbar. Selanjutnya, ia mensejajarkan tubuhnya dengan Akbar. 

Reno meraih kerah baju Akbar. 

Bug

Satu pukulan mendarat di bagian pipi kanannya.

Akbar diam, matanya terlihat setengah menutup. Tak ada kekuatan lagi untuknya agar bisa melawan Reno.

Reno beranjak. Kemudian ia mengangkat kakinya, tak lama setelahnya mulai menendang-nendang ke arah tubuh Akbar yang sudah terkapar lemas. Beberapa detik kemudian kakinya terlihat menginjak bagian dada Akbar.

Membuat seruan nafas yang di keluarkan Akbar semakin tak karuan.

“Habisi dia” ujar Reno kemudian ia berjalan meninggalkan Akbar.

***

“Habis itu gimana?” tanya Jenny penasaran.

Akbar menggeleng.

“Gue ngga ingat pasti Jen” ujar Akbar kemudian menatap ke arah Jenny.

“Cuman, yang gue inget, gue bangun udah ada di RS. Kurang dari sehari ayah udah ngirim gue ke Australia.” Ucap Akbar menjelaskan.

Jenny mengangguk mengerti.

“Sorry bar. Gue, udah salah paham” ucap Jenny.

Akbar mengangguk “Gapapa” balasnya.

Lihat selengkapnya