Semesta

MiiraR
Chapter #45

Storia

Tak banyak hal yang dilakukan Indah.

Sejak mendapat hari libur ia memutuskan untuk kembali ke kafenya. Dan untuk waktu yang lama ia terdiam di kamarnya dengan mendengar musik yang dimainkan dari handphonenya.

Senyumnya mengembang. Ia melihat ke arah layar laptop. Terlihat satu foto muncul, di dalam gambar itu nampak ia yang sedang berkemah bersama teman temannya.

Klik

Ia menekan tombol keyboard di laptopnya.

Deg

Satu foto muncul.

Akbar laki-laki itu muncul di dalam foto yang menunjukan kebersamaan keduanya. Terlihat punggung keduanya yang tengah menatap ke arah Situ Cileunca.

Tak lama setelahnya, ingatan tentang Akbar mulai memenuhi kepalanya lagi.

"Gimana? kamu senang bisa ketemu keluargamu lagi?" tanya Indah kepada foto Akbar.

"Sepertinya, mereka sayang banget sama kamu bar" lanjut Indah.

"Kalau di lihat dari tv, wajah kamu mirip banget sama ayah kamu bar" ujarnya. Kemudian bibirnya tersenyum kembali.

"Aku masih ga ngerti kenapa bisa dia lakuin hal itu ke kamu" ucap Indah bertanya kepada dirinya sendiri.

Indah menghela nafasnya.

"Apakah hubungan kita juga akan berakhir begitu saja?" Timpalnya lagi.

###

"Saya harap bapak tidak mengganggu Indah lagi” ucap Akbar.

Atma mengerutkan keningnya.

"Saya tahu, saya lancang."

"Tapi, saya benar-benar mohon agar bapak tidak mengusik Indah lagi" ucap Akbar melanjutkan pembicaraannya.

Atma menghela nafasnya.

“Keluar” ucap Atma tegas.

Akbar menggeleng, ia masih bertahan di posisinya.

“Jangan ikut campur” lanjutnya lagi.

“Keluar, selagi saya meminta baik-baik” ujar Atma memperingatkan.

Akbar masih terdiam di tempatnya, dengan kepala yang menunduk.

Atma membangkitkan tubuhnya. Lalu, membuka pintu rumah miliknya.

“Keluar” ujarnya sekali lagi.

Akbar masih tetap di posisinya.

Atma menghela nafasnya, kemudian bergerak. Tangannya terangkat mencengkeram bagian bahu sweater Akbar.

“Keluar” ucapnya berteriak sambil menyeret tubuh Akbar keluar dari rumahnya.

Lima detik kemudian, Atma mensejajarkan tubuhnya dengan Akbar. Tangannya bergerak mengelus bagian belakang kepala Akbar.

“Apa kamu bilang?” tanya Atma sekali lagi.

“Kamu minta saya agar tidak mengusik Indah?” lanjutnya memastikan.

Akbar mengangguk.

Bug

Sebuah tinju mendarat di bagian perut Akbar.

“Aww” Akbar meringis.

“Apa salah jika seorang ayah menemui anak perempuannya?” tanya Atma.

Akbar Menggeleng.

“Lantas, pada siapa saya harus meminta tolong. Jika bukan pada Indah, anak perempuan saya." Tegasnya.

Akbar diam ia menelan ludahnya.

"Tidak, bukan seperti itu." ucap Akbar.

“Silahkan bapak temui Indah. Jenguk dia, selagi bapak bisa” lanjut Akbar.

“Tapi, jangan meminta apapun darinya.”

Atma memicingkan matanya. Kini tangannya bergerak mencengkeram baju Akbar.

“Sebagai gantinya, saya yang akan menjamin kehidupan bapak” ucap Akbar meneruskan pembicaraannya.

Matanya bergerak menatap ke arah Akbar.

Akbar mengangguk mengiyakan.

“Saya serius” ucap Akbar terdengar meyakinkan.

Lihat selengkapnya