Semesta

MiiraR
Chapter #49

If

13 Juli 2015

Akbar menundukkan kepalanya, dengan kedua tangan yang merogoh sakunya. 

“Nih” ujar seseorang sambil menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat ke arah Akbar.

Bola mata Akbar bergerak mengikuti pemilik tangan yang berada di hadapannya. 

Dhea, wajahnya terlihat begitu datar di tubuhnya masih terpasang jas berwarna putih. 

Akbar tersenyum, ke arahnya. 

Dhea mengernyitkan dahinya, menyadari beberapa luka yang timbul di wajah Akbar. 

“Lo gapapa kan, dek?” ujar Dhea. 

Akbar mengangguk, dengan senyum yang menungging di wajahnya. 

“Sini gue obatin” tawar Dhea. 

Akbar menggeleng, tangannya berusaha menangkis lengan Dhea yang menyentuh wajahnya. 

“Gapapa, nanti juga sembuh” lanjutnya. 

“Mana?” ucap Akbar lagi kemudian tangannya menengadah, meminta. 

“Udahlah bar” ujar Dhea, mencoba menghentikan Akbar.

Hening, tak ada jawaban yang dikeluarkan Akbar. 

“Lo tuh butuh ini, buat apa?” Tanya Dhea sambil mengacungkan amplop yang dibawanya. 

“Lo ga perlu tahu” jawab Akbar ketus. 

Dhea mengalihkan pandangannya dari Akbar. Sikap Akbar benar-benar membuatnya kesal. 

Ia menghela nafasnya. Kemudian tangannya bergerak menyerahkan sebuah amplop yang diminta Akbar. 

“Satu lagi?” tanya Akbar, menyadari hanya satu amplop yang di bawanya. 

Dhea menggeleng. 

Akbar menatap tajam ke arahnya. 

“Gue ga bisa ngasih ini ke elo, gitu aja” ujar Dhea. 

“Gue mohon, kali ini aja. Ok?” pinta Akbar lagi. 

Dhea menundukkan kepalanya. 

Kedua tangan Akbar bergerak menyentuh bahu Dhea. 

Kedua sorot mata mereka bertemu, Akbar menatap Dhea dengan begitu penuh harap, sebaliknya Dhea menatap Akbar dengan penuh rasa kesal. 

“Jangan egois bar” ujar Dhea. 

Akbar mengernyitkan dahinya. 

Tangan Dhea bergerak melepas pegangan Akbar dari bahunya. 

“Kamu serius mau bawa Indah?” tanyanya. 

Akbar mengangguk. 

“Kamu tahu resikonya apa?” tanya Dhea lagi. 

Akbar kembali mengangguk. 

“Dan kamu gapapa sama semua kemungkinan resiko yang bakal kalian hadapin?” ujar Dhea kembali mengajukan pertanyaan. 

Akbar kembali menganggukkan kepalanya. 

Lihat selengkapnya