Semesta Adara

Bunga Ananda
Chapter #26

Ditahan Seutas Tali

Adara

“Semesta ngajakin nikah?” ulang Mika.

Ia nampak takjub. Bibirnya mengulum senyum antusias. Namun, sejurus kemudian ekspresi di wajahnya berubah begitu menyadari kekalutan di wajahku sendiri. 

“Terus kamu jawab apa?” 

Mika tidak perlu jawaban untuk pertanyaannya. Dari kerutan di dahi dan kegusaranku ia langsung bisa menebak. “Kamu bilang enggak mau,” lanjutnya lebih untuk dirinya sendiri. 

“Belum,” koreksiku.  

“Belum jawab? Itu artinya kamu bakal nolak dia.” 

“Enggak.” 

“Berarti mau nikah sama Kebo?”

“Enggak tahu juga!” aku buru-buru mengubur wajahku di bantal. Seolah itu akan menghentikan suara-suara bersahutan dalam kepalaku. 

Mika ikut menghentikan interogasinya. Aku masih bisa merasakan tatapannya hampir melubangi belakang kepalaku. Aku tahu dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan jawaban pasti dariku. 

Aku memohon-mohon kepada Mika supaya dia bisa meluangkan waktu di antara jadwal sidangnya untuk datang ke rumah. Emergency. Satu kata dariku dan Mika langsung berlari ke ke sini. Yah, dia tidak benar-benar berlari sih. Namun, aku tidak bohong. Ini memang benar situasi darurat. 

Aku tidak akan bisa menghadapi Semesta setelah ajakan nikahnya kugantung begitu saja. Tidak mungkin menghindarinya selamanya, cepat atau lambat kami pasti bertemu. Ketika tiba waktunya, sebaiknya aku sudah menyiapkan diri dengan jawaban.  

Mika mengambil kompres dingin di sisi ranjang dan meletakkannya di atas kakiku. Bengkaknya sudah mulai hilang, tetapi kadang masih terasa nyeri. 

“Kamu ragu.” 

“Enggak,” bantahku masih dengan wajah terkubur di bantal. 

Aku mendengar Mika menghela napas. “Ra, mana ada orang diajakin nikah enggak bisa jawab, kalau dia benar-benar ragu sama orang itu.” 

Lihat selengkapnya