KAMI melanjutkan kembali perjalanan menuju kota Yerusalem. Belum terlalu jauh dari jembatan allenby dan aku bisa melihat kota Jericho dari sini. Sebuah kota yang terdapat dalam Alkitab perjanjian lama yang erat kaitannya dengan kisah Tabut Perjanjian. Kota yang dahulu konon dikelilingi oleh tembok besar melingkari kotanya. Aku mengingat kembali kisah-kisah tersebut, dimana rombongan Bani Israil pertama kali hendak memasuki tanah kanaan, tanah perjanjian dan merebut kota Jericho dengan menggunakan tuah dari Tabut Perjanjian. Di komandoi oleh Joshua atau Nabi Yusha as yang merupakan panglima perang Musa dan Harun. Konon kala itu, Bani Israil hanya diperintah untuk mengelilingi kota Jericho selama tujuh hari—dengan tabut berada di depan mereka sebagai benda pusaka, dipangku oleh imam-imam suku lewi, suku dari Nabi Musa dan Harun, karena hanya para kohen atau imam dari suku lewi lah yang boleh bertugas membawa dan menyentuh tabut itu. Sehari sekali mereka mengitari tembok kota Jericho selama tujuh hari dan di hari ketujuh—sebuah keajaiban terjadi! Tembok kota Jericho yang kokoh tiba-tiba roboh. Inilah yang menjadikan Tabut Perjanjian merupakan benda pusaka paling sakti dalam sejarah Alkitab maupun kitab suci. Benda yang konon membantu bangsa Israel memenangi setiap peperangan mereka. Kisah ini terdapat dalam kitab yosua pasal 6 :
"Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya, telah tertutup kota itu karena orang Israel, tidak ada orang keluar atau masuk. Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan." Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN." Dan kepada bangsa itu dikatakannya: "Majulah, kelilingilah kota itu, dan orang-orang bersenjata harus berjalan di depan tabut TUHAN." Segera sesudah Yosua berkata kepada bangsa itu, maka berjalanlah maju ketujuh orang imam—yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di hadapan TUHAN, lalu mereka meniup sangkakala, sedang tabut perjanjian TUHAN mengikut mereka. Dan orang-orang bersenjata berjalan di depan para imam yang meniup sangkakala dan barisan penutup mengikut tabut itu, sedang sangkakala terus-menerus ditiup. Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: "Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah katapun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! maka kamu harus bersorak." Demikianlah tabut TUHAN mengelilingi kota itu, mengitarinya sekali saja. Kemudian kembalilah mereka ke tempat perkemahan dan bermalam di tempat perkemahan itu. Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu para imam mengangkat tabut TUHAN. Maka berjalanlah juga ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di depan tabut TUHAN, sambil berjalan mereka meniup sangkakala, sedang orang-orang bersenjata berjalan di depan mereka dan barisan penutup mengikut tabut TUHAN, sementara sangkakala terus-menerus ditiup. Demikianlah pada hari kedua mereka mengelilingi kota itu sekali saja, lalu pulang ke tempat perkemahan. Dan begitulah dilakukan mereka enam hari lamanya. Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama, hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu! Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan, hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN." Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup, segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu."
Inilah salah satu bentuk kesaktian Tabut Perjanjian yang menyimpan Shekinah Glory. Benda yang Profesor Abdul Rashied minta agar aku temukan. Yang pembuatannya diinstruksikan langsung oleh Allah bagaimana detail dan bentuknya. Seperti termaktub dalam keluaran pasal 25 ayat 9 sampai 21.
"Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya."Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya. Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu. Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu."
Sosok Yosua sendiri merupakan seorang nabi dan panglima yang di dalam literatur hadist Nabi Shalallahu alaihi wasallam dijelaskan sebagai orang yang bisa menghentikan putaran rotasi bumi sehingga tidak ada peralihan antara siang dan malam dan waktu menjadi seakan terhenti.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk Yusya (Yosua) Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk melakukan perang)"
(HR. Ahmad)
Sebagaimana juga termaktub dalam kitab Yosua pasal 10 ayat 12-14.
"Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!" Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa TUHAN mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN."
Sebagai seorang sarjana S.ud (ushuluddin) studi perbandingan agama, aku memahami betul dan menguasai teks-teks lintas kitab suci serta familiar dengan kronologi dari kisah-kisah ahlul qadim (perjanjian lama) dan kajian semitik karena memang aku tertarik dan memfokuskan diri di bidang keilmuan itu. Tentu saja Prof. Abdul Rashied memilihku untuk membantu riset ilmiahnya tentang Tabut Perjanjian itu. Aku akan sangat senang sekali membantu beliau terlebih berkat jasa beliau lah aku bisa pergi kesini ... mengikuti seminar kelas dunia seperti ini dan berkesempatan merasakan pengalaman yang luar biasa di negeri para nabi, Palestina, dengan kotanya Yerusalem yang menyimpan dan mengukir beragam sejarah dari tiga agama. Sengaja di dalam bus aku membaca surah Taha dalam perjalanan menuju Palestina, yah walaupun secara konteks kisah Nabi Musa itu dominan terjadi di kawasan Mesir dan daerah sinai lebih tepatnya, namun aku mencoba membangun kedekatan imajinasi dan kesadaran diri, meresapi kisah hidup dan lika-liku para nabi melalui informasi sejarah yang Allah sajikan dalam Al-Qur'an terkait perjalanan umat Musa as. Lalu kulanjutkan dengan membaca surah Shaad dimana ada kisah Nabi Daud dan Sulaiman as di dalamnya. Dua raja luar biasa yang pernah memerintah negeri ini sekitar 2500 tahun yang lalu.