KEMBALI ku tatap jurnal penelitian Profesor Abdul. Sangat lengkap dan komprehensif serta mengejutkannya, ternyata juga disertai denah dan rute tempat Tabut itu disembunyikan. Hanya saja keberadaan tempat penyimpanan itulah yang masih rahasia, sengaja dikaburkan agar tidak ada yang berhasil menemukan.
"Prof, jadi ini benar? Mereka benar-benar berhasil menemukannya dan kemudian menyembunyikannya kembali di suatu tempat di kota ini?" tanyaku agak tendensius.
"Ya, khalifah Umar Bin Khattab dan ekspedisi pencariannya yang dibantu oleh Ka'ab Al Ahbar berhasil menemukan Tabut Perjanjian itu. Dari penelitianku selama sebelas tahun ini, didapati fakta bahwa mereka membawanya tetapi kemudian kembali menyembunyikannya di suatu tempat di Yerusalem. Entah itu tempat yang sama ketika mereka menemukannya atau Tabut itu kembali disembunyikan di tempat baru yang berbeda, yang pasti di kota ini. Aku menduga, Sayyidina Umar takut akan jatuhnya tabut itu ke tangan yang salah. Aku rasa pada akhirnya beliau menyadari dampak apa yang bisa dilakukan Tabut Perjanjian itu. Kekuatan luar biasa dan kedidgdayaan benda itu yang kemungkinan membuat sang khalifah memutuskan untuk kembali menyembunyikan Tabut tersebut. Suatu keputusan bijak yang Sayyidina Umar ambil untuk menghindari benda itu jatuh ke dalam penguasaan pihak yang salah. Aku berhasil menemukan banyak petunjuk terkait berhasilnya Sayyidina Umar menemukan Tabut Perjanjian. Aku hanya tidak tahu dimana tepatnya tempat itu. Di dalam situ, di dalam jurnal penelitianku, kusertakan sebuah papirus otentik yang konon ditulis tangan oleh Sayyidina Umar sendiri. Papirus tersebut ditemukan dalam sebuah katakomba kecil di salah satu kaki bukit dekat kompleks Al-Aqsha pada tahun 1944 lalu di amankan oleh seorang Palestina bernama Yusran Hanani. Aku mendapatkan itu sekitar tujuh tahun lalu dari salah seorang temanku Hassan Hanani, anak laki-laki Yusran Hanani yang dua tahun lalu telah meninggal dunia. Temanku itu adalah salah satu dari pewaris rahasia dimana keluarganya dipercaya menjaga tempat papirus itu ditemukan."
Aku perlahan membuka lembaran demi lembaran dan kulihat dengan tatapan antusias sebuah papirus asli, tulisan tangan oleh Sayyidina Umar sendiri. Papirus yang dinamakan "ZP—001" ini disebut Papirus Zabib ( papirus kismis) merujuk pada bahan dari tintanya yang tidak biasa. Bahan tinta konvensional zaman dulu biasanya terbuat dari campuran jelatine dan darah hewan. Walaupun dinamakan papirus kismis, namun tintanya tidak sama sekali terbuat dari kismis melainkan hasil likuifikasi dari kurma kering yang dicairkan. Metode pengolahan tinta yang tergolong cukup langka. Satu-satunya yang kutahu memakai teknik ini adalah Manuskrip Velaxia dari Irbid dan kumpulan nazhom persia abad ke 8 masehi, Abbun Nauroz.
Selain ZP—001, Profesor Abdul juga memiliki salinan dari ZP—002, yakni peta denah dari ruangan rahasia bawah tanah yang disinyalir tempat Tabut itu disembunyikan. ZP—002 juga ditemukan di sekitaran kawasan Al—Aqsha pada tahun 1978 dan uniknya, juga diketemukan tanpa sengaja oleh keluarga Hanani kembali, tepatnya ditemukan oleh keponakan laki-laki Hassan Hanani, Yousef Hanani. Ini mungkin sudah jadi kehendak Allah, kata Profesor Abdul. Beliau cukup beruntung bisa memiliki sample berharga ini. Sebagai arkeologis Islam berkompeten dan penulis buku-buku ontologi terkait situs-situs Islam di timur tengah, wajar jika Profesor Abdul Rashied bisa mendapatkan akses ke sample langka seperti ini.
"Jadi ini hal penting dari penelitian anda yang belum pernah anda publikasikan Prof?" tanyaku.
"Ya! Kau pasti dapat membayangkan jika penelitianku ini aku publikasikan dan diketahui beberapa orang. Maka kemungkinan besar akan dibentuk tim ekspedisi pencarian oleh otoritas arkeologi dari Israel ataupun pihak negara lain. Aku tidak ingin hal itu terjadi."
"Tidak dapat dibayangkan jika benda itu benar-benar ditemukan oleh segelintir pihak." Sahutku.
"Itulah alasannya Sayyidina Umar menyembunyikan kembali rapat-rapat keberadaan tabut yang beliau temukan. Aku mungkin tidak akan mempublikasikan hasil penelitianku ini Rani sampai kapanpun. Jadi, setelah kupikir-pikir ... hal ini akan kujadikan sebuah kesempatan untuk membuktikan kuasa Allah kepada Risme. Dengan bermodalkan mimpi yang aku alami yang sudah pernah kemarin kuceritakan, bahwa kau sebagai Theos Intelegensia akan menemukan Tabut itu, Aku membuat negosiasi dengan Risme jika tabut itu bisa ditemukan oleh seseorang sesuai mimpi itu maka Risme akan kembali percaya pada keyakinan dan agama ayah ibunya. Bahwa penglihatanku itu benar-benar nyata. Maka kemudian sekitar delapan bulan yang lalu aku memasukanmu dalam algoritmaku dan ternyata kau memang cocok sebagai seorang Theos Intelegensia. Kaulah orang yang paling mampu dan paling potensial untuk memecahkan apa yang telah disembunyikan oleh sang khalifah Umar itu Rani. Kau bacalah, pelajari dan analisa sendiri teka-teki dalam tulisan itu. Insha Allah, dengan kehendak Allah kau akan menemukan dimana tempat Tabut Perjanjian itu disembunyikan."