"Hallo teman-teman, perkenalkan Aku Kara, Kara Aisyah. Kata Ibu, aku lahir di bulan Februari, entah benar atau tidak, baru-baru ini kabar burungnya Ibu lupa kapan tepatnya aku lahir, sedih ya? Aku mah udah biasa, biasa dianggap tidak ada, hehe, yaudah yuk lanjut."
Kara, seorang gadis kecil dengan suara cemprengnya sedang berdiri sok asik di depan kelas, berusaha menguatkan mentalnya tatkala diminta untuk memperkenalkan diri pada teman sekelasnya, hari ini adalah hari pertama Ia memakai seragam putih abu-abu.
"Hallo, Aku Muhammad Arkan, boleh dipanggil Arkan. Salam kenal, semoga kita bisa jadi teman dekat dan saling support ke depannya. Aku lahir bulan Agustus, bulan yang bersejarah sekali untuk negeri tercinta kita ini, masih ingatkan? 17 Agustus tahun 45, itulah... (lanjut nyanyi), Sekian."
Arkan, remaja laki-laki sunda dengan segala sopan santunnya tengah memperkenalkan diri sekembalinya Kara ke tempat duduk, kebetulan ia dan Kara duduk bersebelahan. Walau demikian, menjalin pertemanan diantara mereka berdua bukan perkara mudah. Bagaimana tidak? Kara, gadis ambisius, keras kepala, pantang menyerah, tidak mau kalah, dan sedikit anti laki-laki. Lain Kara, lain Arkan. Arkan tipikal laki-laki lembut, ramah, cerdas, dan sempurna dengan wajah maskulinnya, menambah daya tarik semua teman-teman perempuannya untuk bergerumul meminta nomor telepon genggamnya, terkecuali Kara.
Eits, satu lagi, kata Kara "Arkan adalah tipikal laki-laki manja! "